Mohon tunggu...
keniwati setiawan
keniwati setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa Kimia UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Mahasiswa semester akhir yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bakteri Pemakan Plastik : Solusi Gunung Sampah di Indonesia

9 Juni 2025   17:32 Diperbarui: 9 Juni 2025   17:31 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan Sampah Plastik (Sumber : www.republika.co.id)

Menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia menghasilkan 37 6,8 juta ton sampah plastik setiap tahun dan 70% di antaranya tidak dikelola dengan baik, masalah ini berkontribusi pada pencemaran tanah, sungai, dan laut yang semakin parah. Kondisi ini menimbulkan ancaman serius bagi ekosistem dan kesehatan masyarakat, karena plastik yang sulit terurai dapat bertahan puluhan hingga ratusan tahun di lingkungan.

Dalam mengatasi permasalahan tersebut, pada tahun 2016 peneliti asal jepang berhasil menemukan bakteri Ideonella sakaiensis. Salah satu bakteri yang dikenal karena keunikan dan kemampuannya dalam memecah plastik menjadi monomernya. Bakteri ini menghasilkan enzim PETase dan MHETase yang memecah plastik jenis polyethylene terephthalate (PET), salah satu plastik paling umum dan sulit terurai, menjadi monomer yang dapat dimanfaatkan bakteri sebagai sumber energi.

Bakteri Ideonella sakaiensis (sumber: fine art america)
Bakteri Ideonella sakaiensis (sumber: fine art america)
Setelah muncunya terobosan tersebut, penelitian mengenai bakteri pemakan plastik menjadi popular di manca negara, salah satunya terjadi di Indonesia. Tim mahasiswa dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) melihat inovasi ini sebagai solusi yang menjanjikan untuk mengatasi permasalah gunung sampah yang terjadi di Indonesia. Sehingga mereka mengkombinasikan ilmu dengan teknologi untuk mengembangkan bakteri Lactobacillus yang disisipi oleh gen PETase dari bakteri Ideonella sakaiensis melalui rekayasa genetika. Hal tersebut berhasil meningkatkan efisiensi bakteri terhadap degradasi plastik PET. Karena Lactobacillus akan membentuk biofilm di permukaan plastik, menempel dan memecah rantai panjang molekul plastik menjadi bagian lebih kecil. Proses ini mengubah plastik yang sulit terurai menjadi senyawa seperti asam tereftalat dan etilen glikol yang kemudian digunakan bakteri sebagai energi untuk tumbuh dan berkembang.

Bakteri Lactobacillus (Sumber: www.Healthian.com)
Bakteri Lactobacillus (Sumber: www.Healthian.com)

Penggunaan bakteri pemakan plastik menawarkan solusi ramah lingkungan yang dapat mengurangi akumulasi plastik di tempat pembuangan akhir dan perairan. Namun, proses degradasi alami ini masih memerlukan waktu dan kondisi lingkungan yang optimal agar bakteri dapat bekerja efektif. Selain itu, keberadaan mikroba di plastik juga berpotensi membawa risiko, seperti penyebaran mikroorganisme patogen melalui mikroplastik yang terbawa ke rantai makanan laut, sehingga perlu pengelolaan yang hati-hati.

Penemuan dan pengembangan bakteri pemakan plastik membuka peluang besar bagi Indonesia untuk mengurangi dampak sampah plastik secara signifikan. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri sangat dibutuhkan untuk mengimplementasikan teknologi ini dalam skala besar. Dengan dukungan riset dan inovasi berkelanjutan, bakteri pemakan plastik dapat menjadi solusi efektif yang membantu Indonesia mengatasi gunung sampah plastik dan menjaga kelestarian lingkungan bagi generasi mendatang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun