Menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia menghasilkan 37 6,8 juta ton sampah plastik setiap tahun dan 70% di antaranya tidak dikelola dengan baik, masalah ini berkontribusi pada pencemaran tanah, sungai, dan laut yang semakin parah. Kondisi ini menimbulkan ancaman serius bagi ekosistem dan kesehatan masyarakat, karena plastik yang sulit terurai dapat bertahan puluhan hingga ratusan tahun di lingkungan.
Dalam mengatasi permasalahan tersebut, pada tahun 2016 peneliti asal jepang berhasil menemukan bakteri Ideonella sakaiensis. Salah satu bakteri yang dikenal karena keunikan dan kemampuannya dalam memecah plastik menjadi monomernya. Bakteri ini menghasilkan enzim PETase dan MHETase yang memecah plastik jenis polyethylene terephthalate (PET), salah satu plastik paling umum dan sulit terurai, menjadi monomer yang dapat dimanfaatkan bakteri sebagai sumber energi.
Penggunaan bakteri pemakan plastik menawarkan solusi ramah lingkungan yang dapat mengurangi akumulasi plastik di tempat pembuangan akhir dan perairan. Namun, proses degradasi alami ini masih memerlukan waktu dan kondisi lingkungan yang optimal agar bakteri dapat bekerja efektif. Selain itu, keberadaan mikroba di plastik juga berpotensi membawa risiko, seperti penyebaran mikroorganisme patogen melalui mikroplastik yang terbawa ke rantai makanan laut, sehingga perlu pengelolaan yang hati-hati.
Penemuan dan pengembangan bakteri pemakan plastik membuka peluang besar bagi Indonesia untuk mengurangi dampak sampah plastik secara signifikan. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri sangat dibutuhkan untuk mengimplementasikan teknologi ini dalam skala besar. Dengan dukungan riset dan inovasi berkelanjutan, bakteri pemakan plastik dapat menjadi solusi efektif yang membantu Indonesia mengatasi gunung sampah plastik dan menjaga kelestarian lingkungan bagi generasi mendatang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI