Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Busyet, 86 Siwi Satu S M A Hamil.

1 Februari 2011   18:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:59 1621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Jangan salah duga dahulu, kejadian hamil berjamaah  ini bukan terjadi disekolah Indonesia, namun dinegri ini bukan berarti  tidak terjadi kasus kehamilan dikalangan pelajar.  Sebuah kampanye untuk mencegah kehamilan dini diluncurkan di Memphis, Amerika Serikat. Hal ini dilakukan menanggapi terjadinya kasus kehamilan 86 siswi di sebuah SMA di Memphis, Amerika Serikat. Menurut sebuah laporan, sedikitnya ada 86 Frayser High School hamil pada 2010 lalu, seperti dilansir myfoxmemphis.com, dan dikutip FoxNews.com. Kampanye yang bertajuk 'No Baby!" tersebut dimaksudkan untuk mendidik remaja putri dan pria untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan. Program ini juga dimaksudkan untuk mendorong remaja putri untuk percaya diri mengatakan tidak pada seks. Salah seorang dokter senior, yang menjadi editor di FoxNews.com dan Kepala Departemen Kandungan, Kebidanan, dan Reproduksi di Pusat Kesehatan Universitas Hackensack di New Jersey, dr Manny Alvarez, sepakat agar banyaknya kehamilan di usia dini harus segera diatasi.

Namun apakah ini akibat pengaruh mudahnya mengakses pornografi  seperti yang sering dituding sebagai biang keladi hubungan seks bebas ?. Namun jika saya mendengar celoteh remaja tentang maraknya video mesum, justru mereka mentertawai prilaku orang dewasa yang suka video mesum.  Cekakak cekikik terdengar  tawa mereka yang menganggap video mesum sebagai tontonan lucu.  Saya suka iseng mengcopy gambar mesum, ketahuan anak langsung dia hapus sambil ngomel " papa jorok".  Ini sebuah gambaran, sebetulnya video mesum tidak berpengaruh pada masa remaja, berpengaruh setelah dewasa dan bisa mencari uang. Kaum dewasa inilah yang sebetulnya berotak mesum, terpengaruh oleh tontonan masa mudanya.

Biasanya, lelaki yang suka selingkuh pastinya dapat dikatakan tidak jujur. Bahayanya, jika menjadi pegawai yang jumlah gajinya diketahui istri, pastinya butuh dana tambahan diluar gaji untuk mebiayai selingkuhannya itu. Awalnya kecil2an, lama kebutuhan makin banyak, akhirnya jalan pintas , jabatannya digunakan untuk bertransaksi dalam mendapatkan penghasilan tambahan.   Bisa dimengerti jika para pemerhati anak2 merasa prihatin dengan tingginya minat anak2 mengakses situs porno, sebab hal ini merupakan tanda generasi mendatang  masih akan dipenuhi manusia2 yang suka korupsi.  Sebaliknya, maraknya korupsi dinegeri ini sekaligus menandakan pornografi sesungguhnya sudah tumbuh subur sejak lama, bukan lantaran karena perkembangan jaringan internet.  Artinya, memblokir situs porno bukanlah solusi yang tepat, tetapi pemahaman tentang seks yang masih ditabukan itu. Sebab tanpa pemahaman akibat perbuatan yang harus belajar otodidak, dorongan naluri membuat kaum remaja tidak memahami resikonya. Tetapi kita masih beruntung, budaya malu masih dapat mencegah remaja berbuat mesum, kalaupun ada, kemungkinan prosentasenya dibawah orang dewasa. Perkiraan ini didasarkan pada hasil razia, umumnya yang terkena razia  adalah orang dewasa, diantaranya PNS.

Kebiasaan masyarakat kita yang tidak mau disalahkan, mudah saja mengambil kesimpulan menyalahkan tehnologi merusak moral bangsa, padahal moral itu sesungguhnya merupakan prilaku akibat  pengaruh dari lingkungan sosial masyarakat itu sendiri.  Demo2 menyalahkan Ariel sebagai perusak moral bangsa atau memboikot Miyabi adalah gambaran lebih suka menyalahkan orang lain ketimbang mengoreksi diri sendiri. Bagusnya dicontoh apa yang dilakukan otoritas pendidikan di Amerika Serikat itu, tidak menyalahkan siapapun, tetapi melakukan kampanye mencegah seks bebas dikalangan pelajar. Artinya, lebih baik mendidik agar pelajar lebih mengerti ketimbang menyalahkan siapapun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun