Mohon tunggu...
Maulida Husnia Z.
Maulida Husnia Z. Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Belajar menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Serba-serbi Penumpang Kelas Ekonomi

21 Januari 2018   09:40 Diperbarui: 22 Januari 2018   04:21 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi -- Para penumpang tengah menuruni KA Ekonomi Bersubsidi. (Dok PT KAI Daop 2 Bandung)

Sebagai Negara dengan penduduk yang terbilang padat, Indonesia tentu tak luput dari permasalahan-permasalahan soial dan kependudukan. Banyak pemisalan yang dapat saya sebutkan,  salah satunya adalah kemaacetan lalu lintas. Untuk itu transportas umum bermunculan untuk meminimalisir kemacetan yang  ada. Tranportasi umum banyak diminati oleh masyarakat karena dirasa lebih terjangkau untuk masalah biaya. Disamping itu,  transportasi umum juga lebih mudah diakses dan selalu tersedia, bahkan ada yang sampai 24 jam seperti halnya kereta api dan bis.

Jasa layanan kereta api bisa dibilang yang paling favorit dihati khalayak, terutama yang tidak ingin repot ketika ingin bepergian jarak jauh. Ada berbagai macam kela dalam layanan jasa kereta api seperti eksekutif, bisnis, dan ekonomi. 

Dalam setiap tingkat kelas, akan menentukan harga tiket, fasilitas gerbong, kulaitas tempat duduk, waktu tempuh, dan stasiun yang disinggahi. Nah, barangsiapa yang sedang ingin berhemat, atau mahasiswa yang sedang irit seperti saya,  kelas ekonomi sangatlah bisa diandalkan.

Saya pribadi lebih suka naik kereta api karena lebih murah dibandingkan naik bis. Biaya untuk tiket kereta kelas ekonomi yang biasa saya beli hanya 15 ribu rupiah, sedangkan tiket untuk bis berkisar antara 21 ribu-24 ribu.  Selain itu, kereta api lebih terjadwal masalah waktu tempuh. Jam berangkat dan jam sampai tujuannya pun jelas, sesuai dengan yang tertera pada tiket. Overall,menurut saya naik kereta api bisa membuat saya lebih cepat sampai rumah.

Pasang pastilah akan surut, sama halnya ketika menaiki kereta api kelas ekonomi, tidak melulu kelebihan-kelebihan yang saya dapat dibalik sebuah kesederhanan tapi juga pasti ada kekurangan. 

Namun, kembali ke pribadi masing-masing, dalam menilai suatu hal pasti akan berbeda-beda sudut pandang setiap individunya, termasuk bagaimana cara menyikapinya. Jarak kampus dengan rumah yang terbilang ratusan kilometer, mengharuskan saya berjam-jam berada di perjalanan ketika pulang kampung. Lama pun tak apa, asal bisa pulang. 

Paham sendiri kan hari libur adalah hari yang paling ditunggu-tunggu anak rantau untuk pulang, walau cuma sehari hehe. Jadi, perjalanan jarak jauh menggunakan kereta bukan lagi hal yang asing bagi saya. Didalam kabin besi itulah, banyak cerita yang saya alami dalam kurun waktu ini.

dokpri
dokpri
Kehabisan tiket

Yang satu ini pasti seringkali dialami banyak orang. Libur kampus yang cuma akhir pekan membuat saya harus membeli tiket kereta disaat sedang ramai-ramainya arus mudik sebagian besar  orang. Mendapat tiket berdiri pun dirasa cukup dari pada kehabisan tiket. 

Jadi sudah tidak terhitung lagi berapa kali saya berdiri dalam perjalanan ratusan kilometer ini. Kalau ada tempat duduk kosong, ya duduk. 

Kalau tidak ada, ya berdiri sampai ditempat tujuan. Pernah beberapa kali pas lagi beruntungnya dapat tempat duduk cuma-cuma dari kebaikan bapak muda beranak satu, bapak itu baik sekali sampai saya tidak bisa menolak tawarannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun