Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Cerita Valentine Tiga Tahun Lalu

14 Februari 2016   16:00 Diperbarui: 14 Februari 2016   16:08 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Jepretan yang gak fokus blas :)"][/caption]Tanggal 14 Februari 2013 petang hari itu mestinya saya datang bersama adik perempuan saya ke Surabaya Town Square (Sutos), sebuah mall yang biasa dijadikan ruang kongkow anak muda Surabaya karena hadir dengan konsep berbeda dari mall lain. Mall ini mempunyai ruang terbuka (beratapkan langit) yang biasa dijadikan panggung hiburan ataupun pertunjukan band dari berbagai aliran dengan dinaungi barisan pohon palem, secara kebetulan lebih menciptakan atmosfer yang romantis dan melankolis. Mall ini juga tak besar, hanya dua lantai dimana orang harus berjalan berkeliling dari eskalator naik di sebelah utara sebelum menemukan eskalator turun di sebelah selatan.

Saya datang ke sini dalam rangka diundang oleh Cessy Yulia, pemred Majalah Cita Cinta (CC) yang punya gawe mengadakan gathering dengan beberapa pembaca lain dari majalah yang sama. Tetapi ternyata adik saya berubah pikiran dan memilih tidak ikut. Akhirnya saya berangkat sendiri karena telah terlanjur janji ketemuan yang rasanya tidak enak jika begitu saja dibatalkan. Seperti kebanyakan undangan, saya tiba di sekitaran waktu yang telah ditentukan. Tapi entah mengapa meja masih terlihat kosong. Karena itulah saya memutuskan berkeliling saja setelah sekilas bertanya kepada seorang pramusaji yang ada di situ.

Nah, mengapa saya sampai terpilih sebagai salah satu tamu undangan saya sendiri tak tahu. Saya hanya mengingat bahwa saya pernah memberi saran serta kritik kepada majalah tersebut seraya memperkenalkan diri sebagai seorang desainer sekaligus ilustrator, dan reply-nya malah berupa tawaran ketemuan bertajuk gathering yang tak lain adalah jumpa redaksi dengan beberapa pembaca majalah CC. Saya sendiri membaca banyak majalah sejak kecil dari genre apa saja, dan CC yang merupakan bagian dari Femina Group termasuk salah satu yang saya jadikan acuan untuk melihat dunia mode pada saat itu. Saya sendiri menghindari berlangganan supaya bisa membeli majalah yang berbeda tiap bulannya ^_^

[caption caption="Ini beberapa yang sempat saya beli :)))"]

[/caption]

[caption caption="Ada gerombolan dancer yang menghibur mengiringi musik bertema kemesraan. Hiks ^_^"]

[/caption]

[caption caption="kamera Mbak Cessy :))"]

[/caption]

[caption caption="Mikir: Ngapain waktu itu saya memotret ini ya? :D"]

[/caption]

Mengingat pangsa majalah CC adalah untuk remaja wanita menjelang dewasa, maka pembaca yang datang pun adalah para wanita (saya pikir ada pria di antara yang datang sebagai seksi sibuknya, pacar pembaca yang datang menemani atau yang lainnya); beberapa merupakan karyawati swasta, sedangkan lainnya masih mengenyam bangku kuliah. Jadi bisa ditebak kemudian kalau saya adalah pria (paling ganteng, kata cewek di sebelah saya. ahahay) satu-satunya pada tanggal acara yang bertepatan dengan hari valentine tersebut. Ngomong-ngomong, acara dimana saya adalah satu-satunya pria yang datang ini telah saya alami tiga kali: satu acara bersama Konek dan Bolang di Food Junction yang artikelnya saya tulis sebelum ini, dan satu lainnya bersama teman-teman buruh di Kebun Raya Purwodadi saat saya bekerja di pabrik selepas SMU dulu. Saya pikir ini tidak kebetulan juga, karena ada teman pria yang mendadak batal ikut karena hal lain.

Bisa dibilang, canggunglah yang kemudian mendominasi diri sendiri ^_^
Apalagi tak ada yang pernah bertemu sebelumnya (entah jika para wanitanya), dan saya yang duduk di tengah ini kemudian malah merasa membuat rombongan wanita sekeliling meja panjang pesanan pada resto XO Suki ini terbagi dua. Sekali-dua kali diajak ngobrol okelah. Tapi kemudian saya malah agak telmi pula ketika mbak Cessy Yulia mengisyaratkan mendekat. Tidak seperti biasanya, malam itupun saya merasa kalau meteran 'cuek beybeh' saya jatuh ke titik nol gegara campur aduk memikirkan banyak hal sekaligus.

Tak ada hal khusus lain selain berbincang seputaran dunia mereka selain menghimpun opini pembaca CC secara langsung dan terbuka. Mbak Cessy Yulia kemudian malah meminta pendapat semua yang hadir atas kemungkinan kalau bandrol majalah CC naik menjadi Rp. 25ribuan. Tak terpikir macam-macam, saya lalu kog malah mengikut saja (payah; mungkin karena canggung tadi ya?). Padahal saya punya pendapat sendiri mestinya, yakni iklan di CC sudah lumayan gencar... masa tidak menutup operasional dan percetakannya. Di rumah baru nyesel, saya tadi kog bilang begitu sih? Beberapa waktu setelahnya, bandrol majalah CC pun naik tajam menjadi Rp. 25.000,- dari harga belasan ribu rupiah seperti diskusi pada malam itu. Tidak bertengger di 20ribuan dulu alias naik secara bertahap.

[caption caption="Beberapa wanita yang saya jepret. Ada juga foto yang saya hapus, karena beberapa waktu kemudian ketahuan jalan dengan pria lain. wkwk"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun