Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Adakah yang "Kutu Loncat" seperti Saya?

26 November 2019   09:04 Diperbarui: 26 November 2019   21:23 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerjaan. Sumber: Pixabay.com

Saya disuruh membuka saat itu. Namun saya mengatakan akan membukanya di rumah saja. Pegawai cuma segelintir pastinya juga telah bolak-balik dicek dan hitung. Pas dibuka, dari tulisan sejuta di amplop tadi ternyata hanya berisi 800ribu. Saya emosi dan menelepon mundur keesokan harinya tanpa masuk lagi.

Pekerjaan G.
Katanya, jobdesk pekerjaan sebagai copy/content writer dan desain untuk semacam buletin. Tapi setelah melihat tempat kerja... ternyata sangat jauh dari lokasi awal interview, padahal saya telah menyetujui gaji yang ditawarkan.

Dan yang memprihatinkan... komputer seperti bekas terserang malware, atau virus berbahaya. HDD berlabel 500GB cuma terdeteksi 5GB pada sistem. WTF. Mana perlu pembenahan di segala lini dari sisi hardware dan software. Internet nggak jalan juga.

Sudah bilang permasalahannya ke supervisor, si supervisor melemparnya ke bos. Si supervisor tak bisa memutuskan karena UUD-ujung-ujungnya duit karena butuh pembenahan dan butuh biaya service kalau bukan beli baru.

Ndilalah, si bos melempar lagi ke supervisor. Drama ini berlangsung beberapa kali selama beberapa hari sebelum saya keluar. Jadi saya mikir, nih bos menyebutkan diri sebagai pembicara (di kartu namanya) tapi masa cuma bisa bicara saja tanpa ada solusi. Gimana sih?

Di tengah kebingungan dan situasi nggak jelas... eh dunia lain tolol juga berjibaku: ada kuntilanak tertawa keras, nyaring dan garing ke sela-sela headphone saat menikmati musik. Saya yang tadinya tiduran langsung terjaga, bersiaga keluar ruangan.

Tak terlihat apapun. Umpama terlihat saya juga nggak segan melemparnya dengan sesuatu yang saya pegang atau ada di dekat saya. Beberapa hari kemudian, eh ada suara kuntilanak lagi.

Iseng mengganggu dengan tawanya tapi nggak kelihatan. Saya jadi curiga apakah kuntilanak ini juga piaraan si bos guna membuat karyawannya tidak betah. 

Masa bodo. Cabut aja. Toh keluhan tentang perangkat kerja juga tidak ditanggapi baik. Bagaimana bisa kerja?

Jauh sebelum Mario Anu si Silver Ways terkena kasus dan dicibir publik, saya telah memandang negatif profesi pembicara gegara perusahaan satu ini.

Pekerjaan H.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun