Pertanyaan di benak saya saat awal oleh mbak staf OPPO tadi terjawab saat presentasi: mengapa aplikasi OPPO Service belum ada di Google Play Store (tapi hanya di tautan resmi OPPO), karena pihak OPPO ingin memperoleh feedback dari pengguna sebelum diluncurkan di Google Play Store.Â
Entah mengapa dalam bayangan saya, aplikasi ini jadi mirip aplikasi 'Versi/Rilis Beta' yang biasanya dikondisikan serupa sebelum 'Versi Final'-nya benar-benar di-share untuk publik yang lebih luas (end user).
Ada beberapa materi yang disampaikan, misalnya: berdasar data estimasi sebuah firma riset Canalys Bulan Agustus atau Kuartal 2 tahun 2019, OPPO adalah pemimpin lima besar dalam market share ponsel pintar sebanyak 26% disusul Samsung sebanyak 24%.Â
Berikutnya adalah Xiaomi dengan angka 19% dan diikuti oleh Vivo serta Realme yang masing-masing membukukan 15% dan 9%.
Sementara tak ada merek yang sebelumnya cukup merajai pasar di masa lalu yakni Sony, LG, Nokia, Asus, Motorola, Lenovo, Acer dan beberapa nama lain. Dari sumbar media berita, diketahui juga jika beberapa merek yang disebut belakangan ada yang memilih mengalihkan pasar ke luar negeri ketimbang bertahan di sini.
Materi lainnya membahas tentang bagaimana pihak OPPO meningkatkan mutu layanan perbaikan yakni dengan program 'One Hour Flash Fix Service', sebuah garansi perbaikan kilat dengan mengganti modul (komponen rusak) dalam waktu sejam bahkan kurang. Jika perbaikan sebuah perangkat OPPO memakan waktu lebih dari sejam, maka konsumen yang ponselnya bermasalah pun akan memperoleh hadiah.
Seluruh blogger pun disuguhi demonstrasi penggantian mesin dari OPPO Reno 10x zoom oleh teknisi selama 13 menit+
. Dan mayoritas blogger yang hadir pun merekam kesempatan tersebut dalam bentuk video. Dari hal ini kita tahu ada beberapa pengaman untuk pekerjaan perbaikan, seperti gelang anti listrik statis, plastik penutup perangkat saat akan dibongkar serta box alas supaya komponen ponsel yang direparasi tidak tersebar atau jatuh.Â