Mohon tunggu...
Murni KemalaDewi
Murni KemalaDewi Mohon Tunggu... Novelis - Lazy Writer

Looking for place to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pemberontakan Cinderela

21 Mei 2019   07:51 Diperbarui: 21 Mei 2019   07:59 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

DURI LANDAK IV

Koh Ahong menatap semua karyawannya dengan wajah sedih.

"Haiyaa... owe minta maaf sama lo lo olang hah. Owe terpaksa ngejual ni tempat sama olang. Owe memang sedang butuh uang" kata Koh Ahong.

"Koh, apa orang yang membeli tempat ini nggak butuh karyawan?" tanya Bang Anwar.

Koh Ahong menggeleng sedih,

"Owe tidak tahu. Setau owe, tu olang mau jadiin ni minimarket buat bengkel"

Para pegawai menunduk kecewa mendengar perkataan Koh Ahong. Koh Ahong menjadi lebih tidak enak.

"Ini ada uang sekedalnya dari Owe. Anggap saja ini pesangon lo lo olang hah" kata Koh Ahong membuka kopernya. Dia mengeluarkan beberapa amplop. Koh Ahong lalu memberikan amplop itu pada pegawai-pegawainya.

Ketika sampai di hadapan Aya, Aya hanya menatap amplop yang diberikan Koh Ahong dengan wajah sedih.

"Aya, ini angpao buat kamu. Ambil saja.."

Aya menundukan kepala dan meneteskan air mata. Pegawai lain ikut terlihat sedih. Koh Ahong menghela nafas dan menepuk-nepuk pelan pundak Aya,

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun