Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Dapet "S8" dari Tuhan

16 September 2017   00:28 Diperbarui: 16 September 2017   01:11 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tuhan memberi lebih dari apa yang kita inginkan melalui Mujizat-Nya

              Halo para readers kompasiana, kembali lagi bersama saya Marcellinus Kelvin dalam artikel kompasiana untuk episode yang kedua, yeyyyyy. Tentu saja dalam episode kedua ini saya akan membahas hal yang jauh berbeda dari episode yang pertama. Jika pada episode pertama saya membahas tentang Biologi yaitu Perbandingan ketahanan antara 2 organel sel, maka pada kesempatan ini saya akan membagikan pengalaman saya kepada para readers sekalian.

 Tentu saja pengalaman ini bukanlah pengalaman yang biasa bagi hidup saya, jika merupakan pengalaman yang biasa saja, terus ngapain coba harus ngepost dan ngetik susah susah untuk hal yang kurang berguna? Baiklah langsung saja kita mulai ceritanya..........

                           Sekitar 4 bulan yang lalu, saat aku masih duduk di kelas 10, aku menceritakan masalahku kepada ibuku. Masalahnya adalah terkait gadget yang aku miliki kala itu. Gadget yang aku miliki sudah tua, dan kata temanku gadgetku dijuluki sebagai "mbah hp" di kelasku saat itu karena memang gadget itu sudah lama aku pakai. Baterainya pun juga cepat sekali untuk nge-drop nya, jadi begitu digunakan untuk nge-game atau buka aplikasi yang lumayan baterainya langsung turun secara drastis.

 Tak hanya itu, saat baterainya nge-drop, suhu cpu yang terdapat dalam gadgetku meningkat drastis juga (overheat). Karena panas itulah yang membuat hpku cepat sekali nge-drop. Sampai kadang-kadang bila sudah terlalu parah telapak tanganku terasa seperti  memegang secangkir kopi panas. 

Bahkan, temanku yang gadgetnya sama persis seperti milikku sudah ia jual dan ganti baru 2 tahun yang lalu. Aku merasa malu terhadap gadget yang aku miliki sekaligus juga aku butuh gawai pengganti yang sekiranya lebih baik dari yang aku miliki karena setiap harinya aku harus mengisi ulang baterainya sampai lebih dari 2 kali dan juga terkadang juga sering error lalu restart sendiri. Pernah juga kejadian tiba-tiba gadgetku mati sendiri dan tidak bisa dihidupkan lagi sementara aku harus rundingan di medsos terkait tugas yang harus selesai untuk besok paginya. Semua kondisi itu membuatku merasa direpotkan.

                          Aku masih ingat saat aku saat itu sedang makan malam bersama dengan keluargaku semua anggota keluargaku mendengarkan keluhanku tetapi aku fokus mencertiakannya ke ibuku. Lalu aku ditanyai ibuku tentang hp yang aku ingini untuk kedepannya. Perasaanku sudah mulai senang lalu aku dengan tegas  langsung menjawabnya yaitu antara Xiaomi Mi 6 atau S8. Ibuku langsung melihat harganya di internet dan seketika langsung menolak permintaanku karena harganya yang terlalu mahal. 

Ya memang aku tahu sih kalau untuk tipe yang itu harganya memang agak mahal tetapi aku yakin dibalik kemahalan itu aku dapat menggunakannya untuk jangka waktu yang lama. Tetapi ibuku tidak percaya dengan perkataanku bahwa hp mahal bisa awet dalam penggunaanya. Ibuku pun langsung menanyai kepada ayahku terkait dengan keluhaku ini. 

Ayahku pun saat itu juga kelihatannya masih bingung juga terkait harganya dan belum berani mengambil keputusan, tetapi jika aku terawang dari ekspresi-nya sepertinya ayahku keberatan. Lalu aku mencoba memohonnya sekali lagi dan akhirnya ibuku memberiku sebuah tantangan. Tantangan yang diberikan ibuku tidak tanggung-tanggung, yaitu bila aku bisa masuk ke dalam peringkat 10 besar, maka permohonanku akan dikabulkan. 

Saat itu aku berada dalam peringkat 12 dan juga perlu diketahui bahwa menurutku peringkat 12 itu bagiku sudah lumayan sulit karena selama  semester aku sudah belajar dengan giat dan hasilnya demikian. Bagiku, masuk ke dalam 10 besar itu merupakan hal yang sulit dan mustahil karena menurutku hanya ada 1 orang saja yang bisa untuk digeser karena lainnya aku lihat mereka memiliki nilai yang stabil bagus. 

Aku meminta pilihan lain kepada ibuku tetapi ibuku hanya berkata tidak. Lalu ibuku juga menasihati bahwa "jumlah uang segitu bukan merupakan uang yang sedikit dan papa mama perlu bekerja keras dalam mengumpulkannya, maka dari itu kamu juga harus bekerja keras dalam belajar jika kamu ingin keinginanmu itu terwujud".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun