Dalam upaya melestarikan kearifan lokal sekaligus mendukung perkembangan usaha mikro, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Posko 91 UIN Walisongo Semarang divisi Sosial Kewirausahaan menjalankan program pendampingan produksi dan digitalisasi usaha besek (wadah anyaman bambu untuk ikan) milik Ibu Saminah di Dusun Krempel, Desa Lembu, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang. Kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih 2 hari, tidak hanya fokus pada peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga melakukan transformasi digital dengan membuat peta lokasi usaha di Google Maps yang dapat diakses dengan kata kunci "Besek Ibu Saminah". Inisiatif ini diharapkan dapat memperluas jangkauan pemasaran produk sekaligus mendokumentasikan proses pembuatan besek sebagai warisan budaya lokal.Â
Besek merupakan anyaman tradisional berbahan bambu yang telah lama digunakan masyarakat pesisir sebagai wadah pengemasan ikan segar. Usaha besek milik Ibu Saminah telah beroperasi kurang lebih 1 tahun dan menjadi salah satu penyedia utama bagi nelayan dan pedagang ikan di wilayah Bancak. Namun, seiring perkembangan zaman, usaha ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan tenaga kerja, persaingan dengan kemasan modern, hingga kurangnya promosi yang efektif. "Dulu pemesan bisa mencapai 100 besek per hari, sekarang kadang hanya separuhnya. Banyak yang beralih ke plastik atau stereofoam," ujar Ibu Saminah, pemilik usaha, dengan nada prihatin.Â
Mahasiswa KKN terjun langsung dalam seluruh rantai produksi besek, mulai dari pemilihan bambu berkualitas, pemotongan, penganyaman, hingga finishing produk. Dibimbing langsung oleh Ibu Saminah, para mahasiswa mempelajari teknik-teknik khusus dalam menganyam besek, seperti cara meraut bilah bambu agar lentur dan tidak mudah patah, serta pola anyaman yang kuat namun tetap efisien dalam penggunaan bahan. "Kami menyadari bahwa membuat besek tidak sekadar menghasilkan wadah, tetapi juga melestarikan keterampilan tangan yang sarat nilai budaya," ujar Dapina, salah satu peserta KKN. Selain membantu produksi, mahasiswa juga melakukan inovasi dalam desain kemasan dan pencatatan administrasi untuk meningkatkan efisiensi usaha.Â
Untuk mengatasi kendala pemasaran, tim KKN melakukan serangkaian langkah digitalisasi, termasuk pembuatan titik lokasi usaha di Google Maps dengan kata kunci "Besek Ibu Saminah", serta dokumentasi proses produksi dalam bentuk foto dan video untuk konten promosi. "Sebelumnya, pelanggan hanya mengandalkan informasi dari mulut ke mulut. Sekarang mereka bisa langsung menemukan lokasi kami di Google Maps," jelas Ibu Saminah dengan antusias
Program pendampingan ini mahasiswa KKN posko 91 berharap usaha ini dapat terus berkembang dan menjadi contoh bagi UMKM tradisional lainnya dalam beradaptasi dengan era digital. "Kami berkomitmen untuk terus memantau perkembangan usaha ini meski program KKN telah selesai," pungkas Edo, Koordinator Desa KKN UIN Walisongo Semarang.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI