Kurikulum Merdeka telah menjadi kata kunci dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Ia menandai perubahan besar dalam pendekatan pendidikan, menekankan pada kebebasan belajar, pemahaman karakter peserta didik, dan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Namun, di balik visi ini, banyak guru di Indonesia merasakan dilema antara mendidik dengan hati atau dengan administrasi.
Ketika kita berbicara tentang mendidik dengan hati, kita merujuk pada pendekatan pendidikan yang lebih humanis. Ini mencakup pemahaman karakter peserta didik, kepedulian terhadap perasaan mereka, dan upaya untuk menciptakan ikatan yang lebih dalam dengan siswa. Dalam kerangka Kurikulum Merdeka, mendidik dengan hati menjadi esensial. Ini memungkinkan guru untuk memahami setiap siswa sebagai individu dengan kebutuhan dan potensi yang berbeda.
Namun, realitas lapangan seringkali berbeda. Banyak guru dihadapkan pada tekanan administratif yang meningkat. Dokumentasi, evaluasi, dan pemantauan terkadang mengambil alih fokus guru. Mereka terjebak dalam birokrasi pendidikan yang kompleks, yang menyita waktu dan energi yang seharusnya dihabiskan untuk mendidik.
Keluhan para guru seharusnya tidak diabaikan. Mereka adalah ujung tombak dalam mencapai visi Kurikulum Merdeka. Penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung guru dalam mendidik dengan hati. Ini bisa melibatkan pengurangan beban administratif yang tidak perlu, pelatihan yang memungkinkan guru mengembangkan keterampilan mendidik dengan hati, dan pengakuan atas peran penting yang dimainkan oleh guru dalam membentuk karakter dan masa depan generasi muda.
Guru-guru di Indonesia harus merasa didukung dalam usaha mereka untuk menjembatani kesenjangan antara visi Kurikulum Merdeka dan realitas di lapangan. Ini adalah tanggung jawab bersama pemerintah, sekolah, dan masyarakat. Hanya dengan mendidik dengan hati, kita dapat benar-benar merdeka dalam mendidik generasi mendatang. Itulah kunci utama dalam menciptakan masa depan pendidikan yang lebih baik di Indonesia. (MRR)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI