Mohon tunggu...
Keizo Putra Budiman
Keizo Putra Budiman Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Kolese Kanisius

Berjuang menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Epidemi Rokok Bawah Umur

28 April 2024   22:06 Diperbarui: 28 April 2024   22:29 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekitar seminggu lalu, saya pergi ke Wonosobo, Jawa Tengah dalam rangka sebuah kegiatan camping dari sekolah. Dalam kegiatan ini, saya mendapat kesempatan untuk mengunjungi warga- warga desa Wonosobo. Saya masuk ke rumah satu keluarga, dan mereka menyambut saya dengan kebaikan. 

Mereka memberi saya cemilan, makanan, minuman, dan bahkan tempat untuk istirahat. Tetapi selain ditawarkan makanan, saya juga diajak untuk ikut merokok. Saya menolak tawarannya, lalu beberapa saat kemudian saya lihat seorang anak, kelihatannya belum mencapai umur sepuluh, merokok. Kata bapaknya yang juga merokok, biasanya anak- anak di sana sudah mulai merokok pada masa dini.

Hal yang saya temukan ini tentu tidak terjadi hanya di desa ini, bahkan "epidemi" ini tersebar di seluruh Indonesia. Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018, 9,1% dari anak antara 10 - 18 tahun merokok. Pada tahun ini, ada penurunan ke 8,79% akibat kebijakan cukai hasil tembakau, tetapi angka ini masih menjadi masalah yang besar. 

Ada berbagai hal yang menyebabkan anak- anak atau remaja mulai merokok, salah satunya adalah pengaruh dari teman. Jika seorang anak/remaja melihat ada temannya yang merokok, remaja tersebut akan lebih terpengaruh untuk merokok karena sudah terlihat biasa. 

Banyak dari teman saya merokok, dan juga mengajak saya merokok, mengapa saya tidak ikut merokok saja? Terutama remaja yang dalam masa perkembangan dan ingin terlihat lebih mandiri, lebih mudah jatuh mencoba rokok. Mereka mengira dengan merokok, mereka bisa lebih keren dan dihargai teman- teman mereka.

Adapun faktor kurangnya edukasi, sesuatu yang mungkin terjadi di bagian- bagian Indonesia yang perekonomiannya kurang, seperti desa Wonosobo pada pengalaman saya ceritakan. 

Tanpa edukasi yang teratur pada generasi muda, mereka kurang atau tidak mengetahui dampak- dampak bahaya yang disebabkan oleh merokok. Mereka menjadi lebih terpengaruh untuk merokok, sebab mereka sekedar melihat keuntungan merokok tanpa melihat betapa bahaya dampaknya pada tubuh mereka. 

Terakhir adalah kemudahan orang dibawah umur untuk membeli rokok, dari sisi harga ataupun tempat - tempat yang menjual. Menurut PP No. 109 Tahun 2012 pasal 25, setiap orang dilarang menjual rokok kepada anak dibawah umur 18. Meskipun ada hukum ini, banyak warung- warung tetap menjual rokok ke anak di bawah umur tanpa batas. Lalu, harga rokok walaupun ada kenaikan cukai masih lumayan murah, sekitar 26 - 32 ribu rupiah. Aksesibilitas rokok yang cukup tinggi dan penegakan peraturan yang kurang memungkinkan anak dibawah umur untuk membeli dengan mudah.

Tentu banyak masalah yang muncul dari merokok dibawah umur. Stunting, atau kekurangan asupan gizi dan hambatan perkembangan pada anak, dapat diakibatkan oleh penghirupan asap rokok. Merokok juga meningkatkan resiko masalah kesehatan seperti kerusakan gigi, iritasi mata, penyakit jantung, dan kanker. Serta, rokok bisa mengurangi kemampuan berpikir dan mengganggu aktivitas belajar di sekolah, dan dapat mengakibatkan kecanduan yang sulit dihentikan. 

Ada banyak hal yang harus diterapkan agar epidemi rokok di bawah umur bisa dihentikan. Hukum terkait dengan melarang anak di bawah umur untuk merokok harus dilakukan secara lebih ketat. Walaupun ini dapat membantu mengurangi jumlah anak yang merokok, penanganan masalah ini harus di mulai dari anaknya sendiri, dengan cara mengedukasikan mereka. 

Bahayanya rokok harus ditegaskan kembali pada anak- anak dan remaja generasi ini agar mereka sadar bahwa merokok memberi lebih banyak dampak buruk daripada baik. Hal yang paling penting adalah tidak membiasakan merokok sebagai sesuatu yang keren dan dilakukan semua orang. Sebab realitasnya adalah rokok merusak tubuh kita secara permanen demi kesenangan dan status sementara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun