Mohon tunggu...
Keaton Yoputra
Keaton Yoputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Internasional Batam

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Attitude, Sepele namun Penting

14 Agustus 2022   17:56 Diperbarui: 14 Agustus 2022   18:17 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya juga berusaha untuk tetap sopan dan fokus membantu meskipun batin sedang suram, agar pembeli tetap merasa nyaman berbelanja. Ini serupa dengan faktor berkomitmen terhadap pekerjaan yang diutarakan oleh Pak Syaeful. 

Namun, bukan berarti kita lantas memendam kesedihan kita; attitude sepatutnya diatur secara adaptif, sesuai dengan situasi dan lawan bicara. Seperti jika sedang berbicara dengan orang tua, kita pastinya akan menjaga tutur kata.

Freepik
Freepik

Berdasarkan pengalaman pribadi saya, attitude adalah sesuatu yang mudah dipengaruhi oleh kecanduan. Saya tidak merokok, bermabukan, atau mengonsumsi zat yang berbahaya, namun ada fase dalam hidup saya di mana sepulang sekolah yang saya lakukan hanya main game online nonstop dari siang hingga malam. Saya menjadi mudah emosi terutama setelah kalah dalam dunia maya. 

Attitude yang saya pancarkan menjadi buruk dan konsentrasi menjadi tantangan yang sulit bagi saya karena masih terlarut memikirkan game sebelumnya atau sibuk membayangkan sesi bermain berikutnya. 

Ini mengakibatkan merenggangnya hubungan saya dengan orang tua dan anjloknya nilai sekolah. Kalau sudah terjadi seperti ini, tidak ada orang lain selain diri kita sendiri yang dapat membebaskan batin kita dari kecanduan ini. 

Setelah saya sadar bahwa saya mulai mengingkari orangtua, melawan perkataan mereka, dan sering kali terpergok bermalas-malasan saat menjaga toko, saya insaf dan bertekad untuk merubah diri sebelum terlambat, karena saya tidak pernah ingin mengecewakan ibu dan ayah saya. Bermain game itu boleh, asal dibatasi; seperti yang dilontarkan Pak Syaeful, waktu harus dihargai dengan baik.

Selain di rumah ataupun saat menjaga toko, manfaat dari attitude yang baik juga saya rasakan saat masih bersekolah. Semenjak menginjak SMP, saya selalu berusaha untuk bersikap sopan dengan guru, namun di lain sisi juga tetap santai saat bersama teman. 

Sikap yang baik juga tentunya perlu diimbangi dengan kerja nyata seperti membantu guru membawa barang atau mengumpulkan tugas. Berkat ini, saya diberikan beberapa kesempatan lebih dibandingkan murid lain, seperti diberi kepercayaan menjadi pengawas saat guru sedang pergi, dan dimudahkan saat ingin izin untuk keluar kelas, karena mereka tahu saya tidak pernah menyalahgunakan waktu yang diberikan. 

Selain itu, saya juga menjadi orang pilihan teman-teman jika ingin menyampaikan suatu keberatan kepada guru, karena apabila saya yang menyampaikan pasti akan didengarkan dan sering kali terwujud. Salah satu kejadian yang saya rasa attitude baik berperan besar adalah pada pekan olahraga sekolah tahunan yang diadakan sebelum pandemi. 

Karena memang sudah dikenal sebagai murid yang ringan tangan, saya diminta membantu menyusun proposal dan mempersiapkan acara. Pasca kegiatan, saya kaget setelah mengetahui bahwa ternyata saya diberikan penghargaan MVP acara tersebut meskipun saya tidak menjadi peserta, karena saya memang bukan tipe orang yang atletik. Sampai sekarang kejadian ini menjadi pegangan saya untuk mengingat pentingnya ber-attitude baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun