Mohon tunggu...
kodar akbar
kodar akbar Mohon Tunggu... Musisi - penikmat musik tradisional dan musik anak

sedikit bicara banyak berkerja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pikiran Dapat Mempengaruhi Sikap

21 Maret 2019   21:34 Diperbarui: 21 Maret 2019   21:40 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.thclabs.org

sampai sekarang kita masih bicara tentang kekuatan pikiran dan pengaruh terhadap akal yang membuat anda berkonsentralisasi pada sesuatu. Konsentrasi ini menyebabkan lahirnya perasaan tertentu dalam diri anda. Selanjutnya perasaan mendorong anda untuk bersikap. Saat inilah terlihat ekspresi wajah dan tubuh anda bergerak untuk menguatkan ucapan anda. Penggerak utama semua iyu adalah pikiran.

Para ilmuan membagi sikap menjadi tiga yaitu:

  • Sikap memusuhi atau menyerang

Sikap ini memiliki sifat buas. Karena itu, beberapa psikolog menyebutnya sebagai sifat buas. Sikap ini terjadi pada seseorang jika ada bahaya yang mengancamnya atau ada sesuatu yang menghalanginya dalam mewujudkan satu keinginan. Mungkin juga penyebabnya adalah rasa takut, tidak percaya diri, tidak mampu mengontrol keadaan dengan cara lain. Dalam kondisi seperti ini, ucapan seseorang cenderung kasar, meledak-ledak, akan menyerang, dan ekspresinya wajahnya berubah. Seseorang menggunakan sikap ini untuk menghindari dari tanggung jawab atau memaksa pendapat orang lain.

  • Sikap taat dan menerima

Sikap semacam ini digunakan seseorang karena beberapa sebab, antara lain:

  • Menghindari bentrok dengan orang lain.
  • Menghindari tantangan.
  • Menhindari dampak negative tantangan.
  • Tidak ingin jadi pusat perhatian.

Sebab-sebab itu bersumber pada rasa takut menghadapi tantangan dan akibatnya. Bisa juga karena penerimaan masyarakat yang dianggap penting oleh seseorang. Oleh karena itu, ia tidak ingin mengecewakan orang lain. Ia ingin tetap diterima oleh masyarakat hingga ia rela mengurangi haknya. Ia tidak berkata, "tidak" pada siapa pun. Dengan caea seperti itu, ia merasa tenang karena terhindar dari konflik dan merasa selalu diterima oleh masyarakat. Orang seperti ini bisa jadi dimanfaatkan oleh orang lain hingga ia akan merugi.

Secara umum kita melihat orang menggunakan sikap ini sebagai cara beradaptasi dengan lingkungan. Ada kalanya sikap ini membuatnya merasa frustasi dan merasa lebih kecil dari orang lain hingga melahirkan rasa tidak percaya diri untuk menentukan sikap. Dalam kesempatan, orang seperti ini menghadapi masalah, seperti rendah diri (minder), merasa gagal, cemas, dan takut yang merupakan penyakit. Mentalnya tidak akan stabil dalam bersosialisasi.

  • Sikap tegas dan percaya diri

Sikap tegas dan percaya diri berbeda pada kaum laki-laki dan perempuan. Laki-laki dengan sikap ini pasti memiliki kemampuan mengedalikan segala sesuatu dan ampu mengontrol diri dalam berinteraksi dengan orang lain. 

Perempuan dengan sikap semacam ini cenderung menguasai dan menjadi sosok dictator. Ia ingin menunjukan pada orang lain bahwa dirinya mampu memikul tanggung jawab karena kapasitas dan keterampilan yang ia miliki.

Sebuah lembaga kajian di New York memberikan pemahaman tentang sikap tegas dan percaya diri sebagai kemampuan mengontrol diri secara sempurna dengan amanah dan iklas sesuai tuntutan yang ada. 

Sikap ini akan melahirkan harmoni dengan orang lain karena selalu menghormati pendapat dan gagasan mereka. Sikap ini membuat semua orang merasa sama hingga meningkatkan keuntungan, baik secara pribadi atau di dunia kerja. Orang yang memiliki sifat seperti ini selalu mencari cara baru untuk meningkatkan keterampilan  dan kemampuan agar selalu berprestasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun