Mohon tunggu...
Himawan Sutanto
Himawan Sutanto Mohon Tunggu... -

Aktualisasi diri via menulis. semoga bermakna

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KPK Kok Dilawan

9 Januari 2014   19:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:59 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kapankah KPK dapat dilawan dan k o. Mungkin jawabannya ketika lembaga ini merosot kredibilitasnya oleh tingkah polah komisionernya. Mengingat para anggota KPK masih steril dari koborokan moral maka kepercayaan masyarakat masih melekat di tubuh KPK ini. Jika demikian perlawanan dari siapapun akan mengundang perhatian inten masyarakat yang siap berbondong-bondong kembali mendatangi gedung KPK guna memberikan dukungan.

Dukungan terhadap KPK memang masih sangat bergemuruh tatkala semakin dilawan semakin riuh media mengekspos dan itu artinya semakin kuat dukungan masyarakat. Maka tak heran pula para tokoh masyarakat berbondong-bondong menyambangi Gedung KPK.

Paling mutakhir di awal Januari 2014 ini adalah ketika berani-beraninya petinggi dari suatu perimpunan bernama Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) bentukan Anas melawan KPK dengan cara tidak menggubris panggilan KPK dan Anas terhitung sudah dua kali mangkir dari panggilan. Perlawanan ini sungguh mengundang attensi yang begitu inten. Bahkan saat ketua KPK dengan geram akan memanggil kembali Anas di hari Jum’at maka media dan masyarakat melakukan tebakan berupa kemungkinan Anas ditahan. Penahanan para tersangka korupsi ini memang kerap dilakuakan oleh KPK pada hari Jumat hingga bagi KPK dan tersangka korupsi serta masayarakat merupakan hari keramat karena begitu menakutkannya hari Jumat oleh karena kemungkinan besar penahanan akan terjadi (terakhir adalah Atut yang ternyata benar ditahan juga di hari Jumat). Namun bisa saja jika tidak ditahan artinya bagi tersangka korupsi adalah selamat, jika ternyata ditahan maka yang terjadi adalah kiamat.

Terlepas dari keramat, selamat ataupun kiamat tersebut, sesungguhnya akan menjadi boomerang bagi kubu Anas uang direpresentasikan oleh dua loyalisnya jika terus munumpuk sikap resistensinya bukan sikap koperatifnya kepada KPK. Alih – alih ingin mendapat simpati dari masyarakat melalu manuver ala politikus dengan cara melakukan pembunuhan karekter para anggota KPK antara lain dihembuskannya rekam jejak mereka yang tidak bersih-bersih amat di masa lalu malahan yang terjadi masyarakat kian tidak simpati kepada PPI besutan Anas ini.

Mungkin mereka lupa perlawanan yang dilakukan ini akan menjadi sia-sia tatkala:

a. Yang dilawan adalah anggota KPK yang bukan Politikus tapi para penegak hukum yang berintegritas alias tidak ada kepentingan ekonomi, kekuasaan apalagi pencitraan dalam rangka Pemilu (sebagaimana kita tahu tidak ada satu pun dari mereka yang partisan).

b. KPK dibentuk berdasarkan UU No.30 tahun 2002, dimana dalam UU ini disebutkan tentang independensi KPK dan terlihat sebagai lembaga yang powerful karena dapat mengmbilalih juga kasus yang tengah dilakukan penyidikan/penuntutan oleh Kepolisian maupun Kejaksaan. Disamping itu lembaga ini juga dapat melakukan penyadapan sehingga hati-hati terhadap lembaga yang oleh kalangan tertentu ingin sekali dibubarkan.

c. Sampai saat ini lembaga kuasi Negara yang bernama komisi ini berjumlah kurang lebih 20 Komisi dan selalu KPK yang menempati urutan pertama dalam hal menyedot perhatian masyarakat. Sebagaimana telah diketahui korupsi sudah begitu parahnya nyantol di Republik ini terutama tertuju pada orang-orang yang diberi amanah mengelola bumi pertiwi ini malahan nyolong sehingga para penggede ini bak sedang dijaring oleh tukang kail di sungai lari ketakutan. Disinilah kemudian KPK jika dilakukan survey mungkin akan menempati urutan pertama sebagai lembaga yang paling dipercaya masyarakat dan sekaligus diharapkan dengan sangat dalam upaya pemberantasa korupsi (sebagaimana diketahui ternyata kepolisian dan kejaksaan juga masih dapat menangani kasus korupsi).

Paparan di atas menggambarkan betapa tengah digdayanya kini KPK dan jika ada pihak yang melakukan perlawanan artinya sedang menggali kuburnya sendiri.

Him Jan 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun