Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

(Sebuah Refleksi) Uang: Hamba atau Tuan?

5 Mei 2021   06:15 Diperbarui: 5 Mei 2021   06:36 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koin di atas Kayu Cokelat (Sumber: Pexels.com/Foto oleh Pixabay)

Ilustrasi UANG (Sumber: Pexels.com/Foto oleh Oleg Magni)
Ilustrasi UANG (Sumber: Pexels.com/Foto oleh Oleg Magni)

Uang memang selalu dikaitkan dengan dua hal: keinginan dan kebutuhan. Mana yang paling dominan bisa dilihat belakangan—yang penting dia harus lebih dulu ada di tangan dan uang—entah kapan dan siapa yang memulainya—kerap dianggap oleh sebagian orang sebagai standar kebahagiaan!

Pergi pagi pulang malam—atau sebaliknya; dicari terkadang dengan mengorbankan kesehatan atau memangkas kebersamaan. Pada malam hari sering pula dipercakapkan pada Tuhan agar bersyukur tak berhenti di slogan.

Saya pernah menjumpai seorang anak yang menjajakan balon di depan pintu sebuah minimarket berlogo merah. Saya simpan baik-baik lusuh di wajahnya dalam ingatan. Mungkin hidup yang digariskan padanya berkekurangan. Saya tak tahu sudah berapa hari dia menghitung hari-harinya duduk di muka pintu minimarket itu, menjajakan yang ingin dia jajakan—mungkin demi sesuatu yang hendak dimakan. Dalam hati mungkin dia ingin berkata pada orang yang sempat memandanginya—saya salah satunya—bahwasanya berkekurangan benar-benar tak mengenakkan, Kawan.

Pun uang dijadikan alat balas dendam. Sebagian mengumpulkannya demi membungkam mereka yang pernah merendahkan; dicari sampai ke ujung bumi meski terkadang yang digadaikan adalah nurani. 

Tahta dan ketenaran justeru tunduk di bawah kakinya.

"Apa yang tidak bisa dibeli dengan uang?" Pungkas sebagian kawan. Keangkuhan dari harga diri pun bisa dikalahkan; digunakan untuk memenuhi "sesuatu" dalam sekali—dan akan menuntut untuk dipenuhi lagi dan lagi.

Uang bisa jadi hamba bisa jadi tuan!

Uang adalah sesuatu yang akan kau tahu nilainya tatkala sanak atau keluarga sedang bertaruh nyawa yang boleh jadi membuat tangis pecah—entah kelak karena rasa sukacita atau sebaliknya;

uang adalah sesuatu yang akan kau tahu harganya tatkala seorang ibu memberikan putingnya untuk anaknya namun tak ada air susu di sana;—dan

uang adalah sesuatu yang akan kau tahu seberapa pentingnya untuk apa saat ia jadi pemisah syukur manusia di atas kufur akan nikmat Tuhannya.

Tulisan ini bukan bicara perkara 5 juta atau 10 juta.

Tulisan ini bukan bicara perkara 10 juta atau 15 juta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun