Mohon tunggu...
Kayla Azzahra
Kayla Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

WNI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menakjubkan! Kominfo Beri Beasiswa ke Universitas Ternama di Asia dan Eropa

22 Februari 2022   13:31 Diperbarui: 22 Februari 2022   13:35 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kementrian Komunikasi dan Informatika (kominfo) di bawah Johnny G. Plate mengumumkan kabar bahagia. Kali ini kominfo tidak hanya memberi beasiswa talenta digital, tapi juga beasiswa bergengsi ke luar negeri. Menengok persyaratannya sendiri, beasiswa kominfo ini ternyata lebih sederhana ketimbang beasiswa LPDP dari kemenkue yang mengharuskan pelamar membuat essay dan personal statement.. 

Untuk universitas yang ditawarkanpun juga sangat berkelas, diantaranya: Tsinghua University di China, International Institute of Information Technology Bangalore di India, EotvosLorand University di Hungaria, University of Twente di Belanda, dan The University of ElectroCommunications (UES) di Jepang.

Sama seperti LPDP yang memiliki dua periode seleksi setiap tahun, Beasiswa Komunikasi dan Informatika juga membuka dua tahap untuk pelamar. Bedanya, pembagian bertahap ini hanya untuk universitas-universitas terpilih yaitu tahap pertama seleksi Tsinghua University akan berakhir pada 28 Februari, dan tahap selanjutnya untuk Tsinghua University akan berakhir pada 28 Februari. Disusul dengan pilihan universitas dan negara lainnya. . Mungkin peraturan ini juga mengatur tahapan seleksi universitas yang sedang dipertimbangkan.

Di situs Kominfo, diumumkan bahwa beasiswa ini diberikan kepada berbagai kategori pelamar. Mulai dari anggota/ASN, TNI/Polri dan juga masyarakat umum yang ingin melanjutkan studi S2 di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Untuk syarat administrasinya pun tergolong sederhana, antara lain: warga negara Indonesia, berlatar belakang pekerjaan di sektor teknologi informasi dan komunikasi dan juga pelaku usaha rintisan atau start up dan juga masyarakat umum termasuk penyandang disabilitas. 

Diharapkan dengan adanya beasiswa Kominfo ini dapat menjadi alternatif lain bagi para pemburu beasiswa yang saat ini sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Dari segi persyaratan, beasiswa Kominfo lebih sederhana daripada LPDP yang mengharuskan penulisan laporan pribadi 1000 kata dan esai 1500 hingga 2000 kata. 

Namun, pelamar harus dapat memberikan garis besar rencana studi mereka yang biasanya tersedia dalam bentuk proposal tugas akhir. Persyaratan untuk menulis aplikasi ini bisa sangat sederhana.


 Adapun langkah selanjutnya, jika calon dinyatakan lulus, situs kominfo menyatakan akan ada psikotes dan wawancara seleksi, setelah itu akan dilakukan seleksi perguruan tinggi di dalam negeri di luar. Kandidat harus hati-hati melihat negara dan universitas yang mereka tuju karena ada universitas yang hanya menyaring aplikasi sampai mereka menerima surat penerimaan dan beberapa masih harus lulus wawancara.


 Jelas bahwa pemilihan psikotes tersebut lebih sederhana daripada pemilihan LPDP. Karena tes bakat akademik beasiswa LPDP biasanya mencakup sesuatu mulai dari kemampuan matematika, kemampuan bahasa, pemecahan masalah hingga wawasan kebangsaan. 

Sejujurnya, penulis sendiri dua kali gagal dalam ujian tulis LPDP tahun lalu dan merasa kewalahan dengan soal-soal yang disajikan. Apalagi, ujian bentuk  online telah mengalami banyak  gangguan jaringan karena ribuan kandidat menonton secara bersamaan. Ada yang bekerja dari pagi hingga siang saat waktu ujian lebih dari 2 jam, ada juga yang bekerja hingga larut malam karena gangguan sinyal.


 Penulis berharap ke depan, berbagai kementerian akan bekerja sama untuk menyeleksi beasiswa bagi putra-putri bangsa yang paling berprestasi. Tidak hanya Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Informasi dan Komunikasi yang terlibat aktif. Karena penulis percaya bahwa setiap departemen harus memiliki anggaran sendiri untuk pengembangan sumber daya manusia. 

Tidak menutup kemungkinan pelaku pariwisata mendapatkan beasiswa dari Kemenpar, yang kesulitan alutsista bisa mendapatkan beasiswa dari Kemenhan dan sebagainya. Dengan sinergi semua cabinet, saya yakin banyak pemuda pemudi yang ingin study lanjut bisa merasakan manisnya impian mereka terwujud di suatu hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun