Mohon tunggu...
kautsar mubarak
kautsar mubarak Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan

Saya adalah karyawan swasta yang hobi menulis dan berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Akuntan Publik, Masih Perlukah?

7 Desember 2022   13:00 Diperbarui: 7 Desember 2022   13:01 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita ketahui semua, peran akuntan publik sangatlah penting. Hal ini disebabkan adanya teori agency. Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan hubungan agensi, pemilik (prinsipal) yang memberi mandat pada manajemen (agen). Teori ini dikembangkan Jensen dan Meckling (1976) menyatakan adanya hubungan kerja antara pemilik (prinsipal) dan manajemen (agen). Menurut Moeljadi (2006:3). hubungan ini mengenai adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan yang dilakukan manajer. 

Pemisahan itu terjadi karena pemilik modal mendelegasikan kewenangan dan pengambilan keputusan kepada manajer dalam mengelola sejumlah dananya. Teori agensi didasarkan pada teori ekonomi dimana adanya perbedaan informasi antara atasan dan bawahan, antara kantor pusat dan kantor cabang, atau adanya asimetri informasi yang mempengaruhi penggunaan sistem akuntansi.

Hubungan kerja antara prinsipal dengan managemen tidak selalu berjalan dengan baik, terdapat kondisi dimana principal tidak seirama dengan agennya Ketidak seiramaan ini dapat mengakibatkan konflik diantara keduanya. Peran akuntan publik atau yang sering kita dengar sebagai auditor, berada diantara keduanya. Auditor berperan sebagai "penengah" diantara konflik yang terjadi diantara kedua belah pihak. Auditor memberikan sebuah asuransi atas kinerja yang dilakukan pihak agen kepada principal.

Namun ditengah-tengah pentingnya peran auditor, sering terjadi skandal yang mengakibatkan tingkat kepercayaan principal kepada pihak yang menengahi konflik tersebut mengalami penurunan. Bahkan lebih besarnya lagi, skandal tersebut dapat berakibat kepada krisis ekonomi pada masyarakat umum.

Masih jelas teringat kasus yang terjadi di Amerika Serikat pada rentan tahun 1990an sampai dengan tahun 2000-an, yaitu kasus mega skandal antara Perusahaan Enron Corporation dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen. Kasus tersebut mengakibatkan guncangan perekonomian khususnya di Amerika Serikat. Kasus yang belum lama ini terjadi di Indonesia seperti kasus KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan (BDO) dengan PT Garuda Indonesi Persero Tbk, ataupun kasus Deloitte Indonesia dengan PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance).

Deretan kasus-kasus tersebut membuat masyarakat Indonesia memunculkan sikap skeptis atas KAP itu sendiri.  Hal tersebut pada akhirnya dapat memunculkan opini masyarakat apakah sebenarnya akuntan publik itu sendiri masih diperlukan. Mengingat banyak skandal yang terjadi, sehingga kualitas atas kantor akuntan publik menjadi dipertanyakan oleh masyarakat.

Namun melihat kondisi masyarakat dan teori agency, penulis beranggapan bahwa KAP ini masih cukup diperlukan untuk memenuhi perannya sebagai "penengah" atas konflik yang terjadi antara prinsipal dengan agen. Akan tetapi, hal tersebut tidak dapat serta merta terjadi. Penulis beranggapan bahwa masih banyak lubang kosong yang harus ditambal oleh Kantor Akuntan Publik agar dapat meningkatkan kualitas atas output yang diberikan oleh KAP itu sendiri, terutama dari sisi penerapan kode etik yang haruslah sangat ketat agar dapat meminimalisir potensi atas terjadinya skandal antara KAP dengan pihak Perusahaan sebagai klien.

Jadi, bagaimana menurut anda? Apakah peran Kantor Akuntan Publik masih diperlukan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun