Mohon tunggu...
Katherine Kat
Katherine Kat Mohon Tunggu... Freelancer - Wife, Mom & Self-employed

Tinggal di Toorak, VIC dan Jawa Tengah, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Pentas" Biadab di Muka Publik

16 Oktober 2016   19:34 Diperbarui: 18 Oktober 2016   08:48 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di trotoar juga berdiri beberapa keluarga muda dengan anak yang masih sangat belia, mungkin harapannya mendapat hiburan dengan menyaksikan karnaval malah dipaksa dapat bonus “pentas” manusia biadab semacam itu. Sungguh disayangkan kalau cuma kecelakaan kecil berlalu lintas imbasnya pertontonan tak senonoh macam itu. Agresif memang perilaku kebanyakan dari kita di jalan raya, namun yang kami saksikan tadi benar-benar kelewatan membuat saya tak percaya sedang berada di Negara berdasar Ketuhanan YME. Bisa-bisanya berperilaku semacam itu terhadap sesamanya, di depan anak-anak, di depan wanita.

Bagaimana mungkin seseorang merasa sikap semacam ini pantas dipentaskan di tengah-tengah manusia beradab? Bagaimana seorang manusia yang hidup di tengah peradaban bisa mempermalukan dirinya sendiri di hadapan umum dengan bertindak biadab seperti itu?

Atau sudah terbiasakah kita dengan adegan tidak beradab semacam itu sehingga lebih terobsesi oleh "jualan media" seputar Pilgub DKI meski tidak tinggal di DKI? Atau lebih sakaw dengan berita-berita menyangkut SARA? Sementara kebiadaban sehari-hari di sekitar kita, hal-hal yang secara langsung bisa dikendalikan lewat pengendalian diri justru diabaikan karena dianggap kurang memuaskan dahaga akan kontroversi?

Mungkin kedepan perlu juga dipertimbangkan test psikologis sebagai syarat memiliki SIM, bukan sekedar kemampuan teknis mengemudi. Sebab faktanya banyak pengemudi yang labil secara emosional berlalu-lalang di jalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun