Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Toleransi Beragama Sejati

12 Juni 2011   15:41 Diperbarui: 10 Desember 2018   16:28 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dibutuhkan setetes air kearifan untuk membasahi kekeringan hati untuk memahami makna toleransi beragama yang tertulis di dalam kitab suci-kitab suci.

*

Saling menghargai dan menghormati adalah bahasa sederhana untuk yang bernama toleransi. Toleransi beragama berarti saling menghargai dan menghormati diantara pemeluk agama yang berbeda.

Apa yang dihargai dan dihormati agar tercipta saling pengertian dan pemahaman?

Selama ini saya yakin, banyak diantara kita yang sudah mempraktikkan toleransi beragama dalam kehidupan nyata. Tetapi tak dipungkiri juga masih ada diantara kita yang  intoleransi.

Kita hidup dalam keeklusifan agama yang kita peluk. Membentengi diri untuk tidak bergaul dengan pemeluk agama lain. Karena menyakini bahwa hanya agama kita yang paling benar sehingga tidak perlu menghargai dan menghormati pemeluk agama lain.

Kembali ke pertanyaan, sebenarnya apa yang kita hargai dan hormati dalam toleran beragama?

Kita harus berani jujur mengakui, bahwa memang ada perbedaan yang sangat mendasar antara agama yang satu dengan agama lainnya. Kita hargai hal itu tanpa perlu memaksakan agar menjadi sama, karena memang berbeda dan kita berhak untuk tidak harus menghormati yang kita rasa tidak sesuai keyakinan kita.

Tetapi kita juga harus berani mengakui, bahwa diajarkan untuk saling mengasahi. Mengajarkan   untuk berbuat baik dan tidak berbuat jahat.

Kesamaan inilah yang sepatutnya untuk sama-sama kita hormati. Saat kita menunjukkan rasa toleransi terhadap pemeluk agama lain, seharusnya hal itulah yang menjadi pedoman.

Kita memang tidak perlu menghormati perbedaan yang terdapat pada agama yang kita peluk dengan agama lain. Tetapi kita bisa menunjukkan penghormatan itu pada persamaan yang terdapat dalam setiap agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun