Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Omong Kosong Tikus yang Salah Paham

24 Juli 2021   11:34 Diperbarui: 24 Juli 2021   12:05 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar:postwrap /cartoonpictures 

Sama halnya ketika saya pernah menulis sekelumit kisah seorang teman yang sedang kesulitan dalam keuangan. Niat saya kalau menang hadiah sejumlah uang  akan saya berikan padanya. 

Apakah menang? Ternyata tidak. Karena saya hapus tulisan itu. Teman ini tidak berkenan, walaupun sudah saya menjelaskan  maksud dan tujuannya. 

Tentu saya kecewa. Kenapa niat baik saya yang tulus  malah disalahpahami?

Namun saya juga berusaha memaklumi keberatannya. Karena itu saya hapus, walaupun jumlah pembaca, yang memberi nilai, dan komentar cukup banyak. 

Ada kesalahannya saya juga yang tidak menjelaskan sejak awal. Sulit memang untuk memahami dan menerima kondisi ini. Apalagi setelah kejadian ini seakan saya dijauhi. 

Kedua, walaupun disalahpahami dan disakiti tidak harus membalas dengan menyakiti.

Tentu saja spontan  saya  marah sama si tikus yang tidak tahu diri itu dengan menggigit tangan saya. Mau diselamatkan dari kolam bukannya terima kasih. 

Sebenarnya bisa saja setelah dalam genggaman  saya balas sakit tangan yang berdarah ini dengan membanting si tikus sampai berdarah pula. 

Kenapa saya tidak melakukan? Entahlah. Yang pasti saya melepaskan begitu saja. Yang saya rasa hanya sakit di tangan bukan di hati. 

Mungkin dari kejadian ini saya hendak diajarkan agar jangan membalas menggigit tikus yang telah menggigit itu. Jangan membalas sakit hati dengan menyakiti. 

Karena pengendalian diri yang belum terlatih manusia melakukan banyak hal tanpa kendali. Ada yang menyakiti langsung balik menyakiti. Yang menghasilkan rasa bangga diri, tetapi nurani terlukai. 

@cerminperistiwa 23 Juli 2021 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun