Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Entah Suara Hati atau Omong Kosong

12 Juli 2021   21:20 Diperbarui: 12 Juli 2021   22:53 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: diolah dari postwrap dan cartoonpictures

Ketika kita berpikir paling susah dan    menderita, ternyata ada yang lebih susah dan menderita.

Awalnya saya enggan menulis tentang hal ini. Di kepala saya berputar berbagai pertimbangan antara menulis atau tidak. Antara risih atau menginspirasi. Ditambah sebelumnya sudah terpikir ingin rehat beberapa saat. 

Namun ada semacam dorongan untuk menuliskan hal ini  sebagai sebuah refleksi dan  motivasi.

Apakah salah? 

Apalagi dalam kondisi saat ini saat kita membutuhkan untuk saling menguatkan. Kala kecemasan dan ketakutan hadir silih berganti.

Senja ini saat memikirkan istri yang harus menjalani isolasi mandiri dalam kondisi yang kurang baik, saya membaca status WA seseorang yang pernah menjadi rekan kerja. 

Isinya  antara doa dan keluh kesah disertai emoji menangis. Ia merasakan begitu berat beban moral yang harus ditanggung saat ini. 

Mengapa hidup begitu pahit sekali? 

Karena sudah empat hari meninggalkan pekerjaan dan keluarga demi menemani ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit. 

Saya tergerak untuk menanggapi statusnya. "Saat yang terbaik ada kesempatan merawat Ibu, percayakan Tuhan akan memberikan yang terbaik. Bila ikhlas pasti Tuhan akan menjaga keluarga kita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun