Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Omong Kosong Copet

16 Juni 2021   23:45 Diperbarui: 16 Juni 2021   23:50 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Awas copet - kompasiana.com

Tempat yang tidak aman justru akan menjadi  paling aman. 

Salah satu tempat yang paling tidak aman dari aksi pencopetan adalah terminal. Biasanya tempat di mana para pencopet dan preman berkumpul. 

Karena di terminal  banyak orang berdatangan dari mana saja  sehingga mudah mencari mangsa hanya dengan nongkrong dan mengamati sambil ngopi. 

Saat pertama kali hendak ke Jakarta tahun 90-an saya selalu diwanti-wanti oelh teman yang sudah sering ke Jakarta agar berhati-hati. Apalagi kalau tahu tujuan saya mau ke Blok M. 

Ada nuansa seram dihadirkan dengan kondisi terminalnya. Padahal zaman itu Blok M terkenal tempat nongkrong yang keren. Banyak artis di sana, katanya. 

Saya yakin hal ini bukan untuk menakuti, tetapi mengingatkan agar selalu  waspada. Saya ke Blok M sekadar penasaran untuk melihat secara langsung suasananya bukan katanya. 

Selanjutnya menjelajah ke Grogol dan Pasar Senen yang zaman itu sudah ada pusat perbelanjaannya. Cerita tentang kondisi terminal dengan aksi kriminal tak pernah lepas di kedua kawasan ini. 

Ada rasa takut, tetapi tak pernah membuat saya gentar. Yang ada justru rasa penasaran untuk membuktikan kebenarannya. Biasanya saya selalu pergi sendiri. 

Ternyata semua berjalan dengan baik. Hal yang menakutkan dan dikhawatirkan tak pernah terjadi.  Aman-aman saja. Puji Tuhan, saya tak pernah kecopetan atau diganggu  para preman. 

Sejujurnya ada satu jurus sakti yang selalu saya pakai kalau berada di terminal yang membuat saya selalu aman. Entah dapat bisikan dari mana jurus ini saya peroleh. 

Berdasarkan logika sendiri saja dengan asumsi tempat yang bahaya itu justru akan menjadi tempat yang aman kalau berani berada di sana. 

Bukan hanya ketika berada di terminal yang ada di Jakarta, tetapi saat berada di Serang, Bandung, atau sewaktu ke Cirebon. Baik pada siang hari maupun ketika tiba menjelang tengah malam jurus ini selalu saya pakai. 

Ketika berada di terminal ada waktunya tidak bisa langsung mendapatkan bus dengan jurusan yang menjadi tujuan. Namun  tak jarang harus menunggu cukup lama sampai bus itu.datang. Kadang pun sudah penuh sesak. 

Nah, pada kesempatan ini jurus yang selalu saya pakai adalah nongkrong dengan preman-preman yang ada di terminal dengan percaya diri.

Pada kesempatan itu saya gunakan sekadar basa-basi atau tanya-tanya soal waktu kedatangan bus. Tak jarang malah saya ditawari rokok. Enak, toh? Mungkin dengan berani bergabung bersama, mereka malah merasa segan. Bisa jadi mereka berpikir saya preman juga. 

Apabila kita takut-takut atau berusaha menghindari dari mereka justru akan menjadi sasaran empuk. 

Dengan saya berani nongkrong bersama mereka, ketika   temannya ada  yang melihat saya malah dikira teman mereka juga  sehingga  saya saya naik bus  takkan berani diganggu. Benar, toh? Strategi ciamik, kan? Buktinya memang saya aman saja selama ini. 

Apakah jurus yang saya pakai akan selalu berhasil juga bila orang lain yang menerapkan? 

Tentu saya tidak berani menjamin, mungkin saya berhasil karena tampang saya lebih preman dari mereka. Jangan-jangan juga karena tampang saya malah lebih mirip copet?

Jadi, kebenaran pengalaman seseorang belum tentu akan menjadi kebenaran pula bagi orang lain. Dalam hal ini perlu selalu bijak menyikapi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun