Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kentut dalam Sudut Pandang Omong Kosong

25 April 2021   22:24 Diperbarui: 26 April 2021   10:33 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: diolah dari postwrap dan cartoonpictures

Lain waktu. Seisi ruang kelas heboh kembali. Masalahnya urusan kentut lagi. Bedanya kali ini tak terdeteksi. Namun aromanya tercium menyengat sedap-sedap bau jengkol. 

Saling menatap  curiga. Hampir semua memberi kode yang sama, bukan saya dengan tangan  satu tangan lagi sambil  menutup hidung. 

Tidak ada yang mau mengaku. Siapa yang mau mengaku bila kejujuran akan berakhir menyakitkan. Alih-alih dihargai. 

Di depan kelas, Pak Guru duduk berusaha setenang mungkin sambil sibuk sendiri seakan tak terjadi apa-apa. Dalam hati berbisik, "Untung suaranya takterdengar."

Akhirnya kehebohan reda dengan sendirinya. Namun masih ada yang bertanya-tanya penasaran. Siapa gerangan si biang bau aroma jengkol itu? 

Tidak perlu jujur, bila perlu bumbui dengan omong kosong bila mau selamat dari hujat. Sepertinya ini kebenaran yang berlaku, bukan? 

Tak usah kita melirik ke arah Pak Guru yang sedang sibuk menenangkan diri. Coba apabila kita sendiri yang mengalami. Saat rapat dan perut  tidak enak lalu tak tertahan sehingga kentut tanpa bersuara. 

Apakah lantas kita berdiri dengan percaya diri dan mengaku baru saja telah kentut dan minta maaf? Atau  lebih baik diam sambil menahan malu daripada mengaku dengan risiko mendapat sorakan memalukan? 

Bukankah lebih baik tidak jujur daripada harus menerima malu? 

Sebenarnya kentut itu sama saja dengan batuk. Bedanya satu mengeluarkan suara dari mulut, satu lagi melalui pantat. Sama dari bagian tubuh kita. 

Orang kalau batuk santai saja takada risih. Namun kalau kentut sangat hati-hati. Takut bersuara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun