Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Omong Kosong Kasih Ibu

20 Maret 2021   22:44 Diperbarui: 20 Maret 2021   22:56 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: diolah dari postwrap dan cartoonpictures

Iya, Bang. Aku yang biasa gak mikir aja ikut gak habis mikir nih. Dicerita biasanya yang kejam  ibu tiri. Ini ibu kandung yang tega. Kok biasa ya? 

Beginilah dunia, Ri.  Bahkan Ibu yang bisa lebih kejam dari ini ada. Bukan cerita di sinetron. Manusia kalau sudah tidak pakai mikir panjang dan pakai rasa bisa lebih kejam dari binatang. 

Kayaknya Abang masih panas nih. Kalem, Bang. Nanti darahnya naik. 

Ini udah naik dari tadi kok. 

Ah, iya. Pantas berasa  hawanya panas. Terus gimana tuh anak sekarang, Bang? 

Anteng di rumah. Mau jadi anak Abang katanya. Gak mau pulang lagi. Yang penting sekarang biar baik-baik dulu dan  lihat situasi. Biar senang dulu gak ikut stres kayak orangtuanya. 

Emang Bapak tuh anak ke mana? 

Lagi stres kayak ya, Ri. Tapi gak taulah. Yang jelas tadinya tuh anak juga tertekan. Ada perasaan sebel dan benci  dengan orangtuanya. 

Ya wajar aja, Bang. Kalau aku digituin juga bakal jadi benci. 

Ya, ya. Bagaimana pun kita gak boleh provokasi supaya ia membenci orangtuanya. Mesti ngasih pengertian. 

Apa pun itu jangan sampai kebencian itu ada. Karena mereka tetap kedua orangtuanya. Ibu yang melahirkan tetap mulia ketika sembilan bulan lebih dengan susah payah dan segala beban mengandungnya. Hal ini tetap gak boleh dilupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun