Mohon tunggu...
Katarina Widhi Arneta Sari
Katarina Widhi Arneta Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

sedang belajar dan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Angkat Isu tentang PTSD, Film "The Perks of Being a Wallflower" dan "27 Steps of May" Wajib Jadi Tontonan!

15 Desember 2020   03:41 Diperbarui: 15 Desember 2020   08:31 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dapat dilihat dari kedua tokoh dalam film “The Perks of Being a Wallflower” dan film “27 Steps of May” yang membatasi diri mereka dengan kegiatan di luar atau melibatkan banyak orang. Ini dapat dikatakan sebagai bagian dari “Ego” mereka.

Charlie yang menghabiskan waktunya di rumah rehabilitasi gangguan kejiwaan menganggap bahwa ia tidak layak untuk berteman dengan siapapun. Ia hanya berbicara dengan keluarga intinya selama musim panas dan juga menulis buku harian.

imdb.com
imdb.com
Sedangkan May, ia lebih ekstrem dalam membatasi diri dari lingkungan sosial. Karena rasa trauma yang begitu mendalam, ia tidak pernah berani keluar dari kamarnya selama 8 tahun. May keluar kamar hanya pada saat makan bersama sang Ayah walaupun tanpa memunculkan dialog antar tokoh.

Dok. Amygdala Publicist
Dok. Amygdala Publicist

Kambuhnya Gangguan PTSD

Selama berjalannya waktu, kedua tokoh dalam film diceritakan mengalami rangsangan yang membuat gangguan PTSD mereka kambuh. Ini dapat masuk dalam kategori “Id”, di mana jiwa mereka mencari cara dalam bertahan hidup.

Charlie yang masih terbayang akan masa lalunya, ia akan merasa gugup dan gemetar seluruh tubuh. Selain itu, ia juga mulai berpikiran ke arah suicidal karena terbayang akan kejadian di masa lalu.

imdb.com
imdb.com
Sedangkan May, ia akan menggores lengan tangannya atau cutting ketika merasa terusik atau kambuh. Ia akan merasa mulai rileks kembali setelah menggores lengannya.

Bebas dari PTSD

Bagian terakhir berbicara mengenai “Superego” atau bagaimana menentukan hal yang baik dan buruk. Hal ini bisa dilihat dari akhir film yang bahagia untuk masing-masing tokoh.

Tokoh Charlie yang sempat masuk ke rumah sakit jiwa lagi namun sudah dinilai sembuh oleh Dokter yang selama ini menanganinya. Juga Charlie yang sudah bisa membuka dirinya kepada orang lain selain keluarga, yaitu teman-teman geng “Wallflower”.

Geng
Geng "Wallflower" (teenvogue.com)

Akhir bahagia juga ada di pihak May, ia pelan-pelan mulai merasakan perubahan yang lebih baik. Dibantu oleh pesulap yang ada di ruangan lain dan hanya bisa dilihat dari lubang di tembok kamar May. Setelah 8 tahun, May akhirnya bisa keluar dan berjalan-jalan keluar rumah dengan senyum tinggal di wajahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun