Presiden Joko Widodo telah meminta semua pihak baik penyelenggara pemilu, KPU, aparat pemerintah, keamanan, penegak hukum, tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan semuanya aktif bersama-sama mendisiplinkan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan.
Ketegasan ini bersifat instruktif, maka harus dijadikan bahan renungan bagi rakyat sebagai aktor yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga demokrasi.Â
Pesan Presiden tersebut merefleksikan sebuah solidaritas pemimpin yang konsisten dalam membangun masa depan rakyat.
Oleh karena itu, rakyat perlu mempraktikkan etika politik yang ada sekalipun ada yang menolak kebijakannya. Dan baginya, demokrasi menjadi alat penting dalam mengarustamakan kemanusiaan di tengah krisis ekonomi. Sebab, esensinya bagaimana kesejahteraan itu bisa diwujudkan.
Maka anjuran yang harus diingat oleh penyelenggara dan pemilih adalah mengikuti protokol kesehatan demi memastikan keamanan dari terpaparnya Covid-19.Â
Narasi solid demikian terpancar dalam komunikasi politik lewat kebijakan-kebijakan, dan pesan-pesan optimis yang Jokowi lontarkan.
Menyadarkan Publik
Pada hemat sayat, bukti Joko Widodo membangun solidaritas dalam negara demokrasi dapat dilihat melalui arahannya yang positif, dan optimis. Ia mencoba menabur kesadaran bagi rakyat, agar sebagai konstituen terus-menerus mengikuti protokol kesehatan penanganan Covid-19.
Dan semua pihak telah diberikan wewenang untuk terlibat aktif mendisiplinkan prokes guna suksesnya penyelenggaraan Pilkada.Â
Akhirnya, kepemmpinannya telah menjadi nilai tawar dan daya jual bagi calon kepala daerah untuk meniru bagaimana Joko Widodo bekerja secara solid.
Tentunya, dengan komitmen solidaritas setidaknya rakyat dan penyelenggara serta pihak-pihak lain sadar bahwa menjaga kualitas demokrasi melalui Pilkada hanya dapat melalui satu jalan.Â