Oleh sebab itu, kita sebagai civil society, harus turut berperan dalam menyuguhkan narasi-narasi yang cerdas dan mencerahkan ruang publik, kita harus mampu bersikap kritis di tengah dinamika kontestasi yang berlangsung.Â
Dengan demikian, diharapkan kita mampu berperan menyuguhkan pertarungan politik programatik ke dalam ruang publik politis, dan itu yang dibutuhkan oleh suatu kehidupan politik yang demokratis.
Saya rasa, hal yang sangat penting lagi dan ini merupakan suatu keniscayaan, yakni peran dari para elite-elite politik maupun partai politik itu sendiri, agar bisa 'menahan diri' dan tidak menggunakan narasi politik identitas yang penuh dengan sentimentil sebagai instrumen untuk meraih keuntungan elektoral semata.
Jangan sampai, demokrasi hanya dipandang sebagai prosedur untuk meraih kekuasaan melalui mekanisme pemilu semata, tetapi substansi etis dari demokrasi kemudian diabaikan begitu saja.
Dalam konteks tersebut, keseriusan partai politik dalam melakukan kaderisasi dan kandidasi pun sangat diperlukan.Â
Mengingat, peran partai politik yang sangat strategis dalam demokratisasi di tingkat lokal, partai politik lah lembaga yang dapat melakukan rekrutmen politik untuk kemudian dapat mengisi pos-pos jabatan publik.
Artinya, kaderisasi di sini harus mampu melahirkan kader-kader partai yang mempunyai komitmen tinggi dan mampu menginternalisasikan nilai-nilai demokrasi.Â
Pun dalam kontestasi, kandidat yang maju haruslah kandidat yang memahami etika politik demokrasi dan benar-benar mempraktikannya.
Saya sendiri menyadari masih banyak kelemahan di dalam keberlangsungan politik di aras lokal, termasuk menyoal performa partai politik itu sendiri.Â
Oleh sebab itu, yang perlu terus diupayakan adalah memperbaiki mutu kualitas demokrasi di aras lokal tersebut.
Sebagai catatan penutup, sedikit menyinggung catatan Syamsuddin Haris dalam buku Partai, Pemilu dan Parlemen Era Reformasi (2014), yang menyebut bahwa meskipun performance partai politik belum sesuai harapan publik, akan tetapi tingkat partisipasi dalam pemilu-pemilu lokal masih relatif tinggi, di atas 70 persen, mengindikasikan bahwa masyarakat sesungguhnya tetap berharap partai memberikan kontribusinya bagi penguatan demokrasi yang pada ujungnya diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat.