Mohon tunggu...
Reza Fahlevi
Reza Fahlevi Mohon Tunggu... Jurnalis - Direktur Eksekutif The Jakarta Institute

"Bebek Berjalan Berbondong-bondong, Elang Terbang Sendirian"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sebagai Pemilih Terbanyak, Ini Peran Milenial dalam Pilkada 2020

18 Agustus 2020   12:10 Diperbarui: 18 Agustus 2020   13:18 1485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi milenial - www.inews.id

Pandemi COVID-19 masih belum berakhir. Tidak hanya menjadi ancaman di sektor kesehatan tetapi juga di berbagai lini sektor kehidupan umat manusia di dunia dan khususnya Indonesia.

Dampak dari krisis pandemi COVID-19 ini sudah sangat mengkhawatirkan. Dikarenakan banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan untuk bertahan hidup melawan pandemi. Hal ini menjadi tanggungjawab dan tugas baru bagi para pemimpin-pemimpin dan pemangku kebijakan dalam upaya memulihkan dampak sosial ekonomi.

Kini, kita telah beranjak memasuki fase demokrasi politik Indonesia, Pilkada serentak yang akan digelar pada tanggal 9 Desember 2020 mendatang. 

Pilkada serentak ini tidak hanya menjadi salah satu kewajiban dalam berdemokrasi untuk memilih pemimpin secara langsung. Akan tetapi juga menjadi tantangan baru dalam sejarah Demokrasi Politik Indonesia dan bagaimana kita memilih pemimpin di daerah masing-masing yang benar benar memiliki niat yang ikhlas dan kuat untuk membangun daerah serta memulihkan perekonomian masyarakat di daerah tersebut.

Pada Pilkada serentak 2020 ini kita dihadapkan dengan banyak hal hal baru yang ada di dalamnya yakni krisis COVID-19, kemudian pemilih pemula generasi zaman now yang cukup banyak. 

Berdasarkan riset KedaiKOPI yang diolah dari data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa kelompok milenial merupakan pemilih terbesar 37,7 persen pada Pemilu 2019.

Adapun pemilih pemula sebanyak 12,7 persen. Artinya, gabungan kelompok pemilih muda ini lebih dari setengah pemilih di Indonesia. Di setiap Pilkada sebelumnya, angka pemilih milenial maupun pemula memang rata-rata mencapai 60 persen atau yang terbanyak dibanding pemilih kategori lain seperti pemilih perempuan, maupun pemilih dewasa.

Karena itu, kuantitas pemilih generasi zaman now sangat menentukan keberhasilan Pilkada 2020. Sebagai penyumbang angka terbesar sebagai pemilih, kaum milenial menjadi tolak ukur suksesnya Pilkada serentak 2020. Karena bisa dilihat dari sikap generasi zaman now yang kurang melek terhadap demokrasi dan politik dan banyak yang memiliki sikap acuh tak acuh dengan politik, yang penting gue happy!

Sikap ini tidak boleh dibiarkan larut begitu saja, dengan pesatnya perkembangan zaman dibutuhkannya pendidikan politik dan wawasan demokrasi dalam kehidupan generasi zaman now. Dikarenakan generasi zaman now ini bisa menjadi bom waktu sukses dan tidaknya demokrasi politik Indonesia.

Oleh karena itu, generasi zaman now harus diakomodir dengan mengupgrade wawasan politik dan demokrasinya. Sehingga sikap empati dan partisipasi politik generasi zaman now digunakan dengan sebaik-baiknya dalam mensukseskan Pilkada Serentak 2020.

Sebagai generasi zaman now mari kita kampanyekan katakan tidak pada GOLPUT dan sukseskan PILKADA Serentak 2020. 

Generasi zaman now harus peka terhadap demokrasi dan politik. Mereka harus berperan untuk mengawal dan mensukseskan demokrasi politik Indonesia. 

Sudah tidak zamannya lagi anak muda cuek bebek, antipati dengan politik atau tidak mau tahu menahu dengan kondisi bangsanya. 

Karena itu, ayo kita menggunakan hak politik kita untuk memilih pemimpin yang benar benar bekerja dan bertanggungjwab kepada umat dan bangsa. Bukan pemimpin yang hanya mementingkan diri sendiri, kelompok dan golongan serta kekuasaan sehinggah yang menderi adalah rakyat.

Partisipasi untuk mensukseskan Pilkada Serentak 2020 dan tidak GOLPUT merupakan salah satu wujud aksi BELA NEGARA di bidang politik. Karena  maju dan berkembangnya serta sejahtera dan tidaknya suatu daerah ada pada pemangku dan eksekutor kebijakan yakni para pemimpin-pemimpin yang kita pilih nanti.

Sebagai generasi muda penerus bangsa, kita bisa berperan minimal tidak ikut-ikutan dalam arus pemberitaan hoaks yang berseliweran tentang isu Covid-19 dan Pilkada 2020. Saat ini telah terjadi disinformasi di ruang publik yang dijejali berbagai informasi baik di sosial media maupun media mainstream tentang ancaman penyebaran Covid-19 jika Pilkada tetap digelar.

Framing pemberitaan tersebut jelas menyesatkan dan harus diimbangi dengan segala upaya Pemerintah dan Penyelenggara Pemilu yang telah menetapkan protokol kesehatan dalam setiap tahapan Pilkada 2020. Agar masyarakat tidak takut datang ke TPS dan tetap berpartisipasi dalam hajatan demokrasi lima tahunan tersebut.

Menyikapi fenomena yang berkembang di tengah masyarakat tentang adanya salah persepsi, disinformasi, ditambah lagi dengan informasi-informasi hoax yang belakangan juga santer beredar.

Anak muda sebagai user terbesar sosial media dan pemilih terbanyak di setiap hajatan Pemilu harus bisa berperan melakukan upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui diseminasi (penyebarluasan) informasi yang sangat dibutuhkan terkait Pilkada yang demokratis dan aman Covid-19.

Milenial harus menjadi pemain penting dalam berbagai agenda pembangunan nasional dan suksesi politik di Republik. Bukan sekadar menjadi objek maupun komoditas politik belaka.

Singkat kata, penulis ingin mengajak para generasi milenial untuk berperan dan bergotong royong bersama-sama memberikan kesadaran politik masyarakat bahwasannya Pilkada penting dan strategis sebagai medium penghentian klaster penyebaran Covid-19 jika dimaksimalkan sosialisasi dan edukasi terkait disiplin menjalani protokol kesehatan serta Pilkada bisa menjadi pemantik bangkitnya perekonomian mengingat terjadi perputaran uang yang tinggi di akar rumput.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun