Kebanyakan orang tua Asia biasanya menerapkan metode pengasuhan tiger parenting dan tidak jarang hal itu membuat banyak anak usia 10-17 tahun mengalami tingkat depresi yang tinggi dan merupakan penyebab wanita keturunan Asia-Amerika di negara Amerika berumur 15-24 tahun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Dampak keempat terhadap anak adalah  membuat anak jadi terlalu perfeksionis kebanyakan orang tua mendidik anaknya untuk selalu mendapatkan nilai tinggi. Apabila anaknya mendapatkan dibawah ekspektasi mereka, maka sang anak akan dimarahi dengan banyak pertanyaan dan pada akhirnya berpikir bahwa mereka tidak belajar dengan baik.
Setelah itu, proses belajar mereka akan diperketat. Tiger parents memiliki pola pikir bahwa anaknya tidak boleh ada ruang untuk melakukan kesalahan. Dampak terakhir yang dapat terjadi terhadap orang tua adalah rasa empati dari orang tua mulai berkurang kepada anak, tiger parenting membuat orang tua berpikir bahwa prestasi sang anak adalah hasil dari usaha keras mereka. Dengan itu orang tua akan memberi kasih sayang dan cinta kepada anaknya tergantung prestasi mereka.Â
Tiger parents yang suka menghukum anaknya dengan pukulan atau bentuk kekerasan fisik yang lainnya merupakan metode tiger parenting yang kurang tepat dikarenakan jika memakai pukulan yang berlebihan maka anak akan mengalami trauma yang sulit untuk dihilangkan yang dapat mengakibatkan anak takut bukan karena wibawa orang tua, melainkan karena takut akan pukulan. Dalam Children's Act 2004 ada batasan-batasan yang diperjelas bagi orangtua jika ingin memukul anaknya, yaitu tidak boleh menimbulkan bekas atau luka, tidak memukul dengan keras dan tidak boleh menyebabkan masalah kesehatan mental dalam jangka waktu panjang.Â
Marjori Gunnoe, seorang profesor psikologi di Calvin College, Grand Rapids, Michigan, mengatakan bahwa orang tua tidak boleh memukul anaknya dengan sembarangan apalagi jika menggunakan alat. Gunnoe menjelaskan sebuah tepukan ringan seringkali menjadi cara paling efektif untuk mengajarkannya agar tidak melakukan sesuatu yang berbahaya atau merugikan orang lain. Pukulan ringan itu pun hanya berlaku sampai usianya 6 tahun.
Berdasarkan hasil penelitiannya, anak yang dipukul hingga usia 6 tahun memiliki sifat positif yang lebih baik di antaranya dalam hal akademis dan optimisme serta tidak memiliki sifat negatif yang buruk. Sedangkan anak yang masih sering dipukul hingga usia 11 tahun memiliki sifat negatif seperti terlibat dalam perkelahian. Penelitian ini melibatkan 179 remaja yang ditanya mengenai seberapa sering mereka dipukul saat masih anak-anak dan pada usia berapa terakhir kali orangtua memukulnya. Jawaban yang didapat dibandingkan dengan perilakunya termasuk kelakuan negatif seperti anti sosial, aktivitas seksual yang lebih dini, kekerasan, depresi, serta kelakuan positif lainnya. Hal yang boleh dilakukan oleh orangtua adalah hanya melakukan tepukan ringan, sementara jika lebih dari itu sudah termasuk dalam kekerasan dan merupakan cara mendidik anak yang salah.
Perbandingan Antara Pola Asuh Tiger Parenting, Elephant Parenting, dan Drone Parenting
Kali ini akan dibahas mengenai beberapa pola asuh yang kerap dipakai dikalangan orang tua yang masing-masing memiliki perbedaan, seperti pada Tiger Parenting Anak dilatih untuk  bekerja keras dan disiplin agar dewasa ia dapat berhasil dan mampu bertahan di dunia kedepannya. Dimana pada Elephant Parenting anak diberi kesempatan untuk menikmati masa kecil dengan bahagia. Drone parenting memiliki pola asuh pada anak dimana ia dapat lebih bisa mengekspresikan dirinya dikarenakan tidak dijaga ketat oleh orang tuanya.
Tiap pola asuh yang berbeda memiliki perbedaan yang sangat jauh. Dimana pada Tiger Parenting anaknya dijaga ketat dan disuruh mengejar Pendidikan, Elephant Parenting anaknya diberi kesempatan untuk menikmati masa kecilnya tanpa memikirkan untuk menggapai prestasi yang tinggi, Drone Parenting membiarkan anaknya untuk mengekspresikan dirinya tanpa campur tangan orang tua yang berlebihan.
Penutup
Menerapkan metode pola asuh tertentu sepenuhnya menjadi pilihan tiap-tiap orang tua. Namun, tidak dengan hanya mencontoh gaya pengasuhan orang tua lain kemudian langsung menerapkannya kepada anak. Sebaiknya orang tua mempertimbangkan apakah metode pola asuh yang dipilih sesuai dan cocok untuk anak. Metode pengasuhan tiger parenting ini tidak bisa dikatakan baik atau buruk, sifatnya relatif dan tergantung individu yang menerima perlakuan ini. Terpenting baik orang tua maupun anak tetap berada pada relasi yang sehat dengan menghargai haknya masing-masing.
Daftar Pustaka