Mohon tunggu...
Mini Kajian (KPK)
Mini Kajian (KPK) Mohon Tunggu... Mahasiswa - Departemen Kajian Aksi Strategis dan Advokasi BEM KM Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Kertas Putih Kastrat (KPK) merupakan "Mini" Kajian dari Departemen Kajian Aksi Strategis dan Advokasi (KASTRAD) BEM KM Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani Instagram : @bemkmfkunjani / @fkunjaniofficial Email : Kastrat.bemfkunjani@gmail.com #BemAnagataBaswara #Kastradbumi #MiniKajian

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Covid-19 Subvarian Centaurus Hadir di Indonesia, Perlukah Khawatir?

23 Juli 2022   20:21 Diperbarui: 23 Juli 2022   20:41 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto Covid Centaurus atau Covid-19 varian Omicron BA.2.75. Virus CORONA Kembali Bermutasi! Ini Dia Omicron Centaurus! Tribun Jogja

Covid-19 Subvarian Centaurus Hadir di Indonesia, Perlukah Khawatir?

 

Oleh : Staff Departemen Kastrad BEM KM FK Unjani (Regita Khaliska Larasati)

Penambahan Kasus Covid-19 di Indonesia hingga pekan keempat Juli 2022 masih di level yang tinggi. Melansir data Satgas Covid-19, hingga hari Jumat (22/7) ada tambahan sebanyak 4.834 kasus baru corona. Sehingga total menjadi 6.159.328 kasus positif Corona. Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 3.363 orang sehingga menjadi sebanyak 5.964.196 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 13 orang menjadi sebanyak 156.893 orang. Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 38.239 kasus, bertambah 2.4801.458 dari sehari sebelumnya. Ancaman yang meningkat ini dikarenakan adanya Covid-19 Omicron varian baru, yakni BA.2.75 atau Centaurus yang telah terdeteksi di Indonesia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan keterangan pers usai mengikuti rapat terbatas terkait PPKM di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (13/6/2022). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan keterangan pers usai mengikuti rapat terbatas terkait PPKM di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (13/6/2022). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.


Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, melapor kepada Presiden Joko Widodo bahwa Covid-19 subvarian BA.2.75 telah terdeteksi di Indonesia. Budi menyebutkan, subvarian itu awalnya beredar di India tetapi telah tersebar ke 15 negara, termasuk Indonesia. "Kami juga meng-update ke Bapak Presiden, ada subvarian baru yang namanya BA.2.75 yang sekarang sudah beredar di India mulainya dan sudah masuk ke 15 negara, ini juga sudah masuk ke Indonesia," ucap Budi dalam keterangan pers usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/7/2022). Budi menuturkan bahwa kasus Covid-19 subvarian BA.2.75 atau Omicron Centaurus terdeteksi di dua lokasi, yakni Bali dan Jakarta. Kasus Covid-19 subvarian BA.2.75 atau Omicron Centaurus di Bali, ujar Budi, merupakan imported case karena kedatangan dari luar negeri, sedangkan kasus di Jakarta kemungkinan besar merupakan transmisi lokal. "Sedang kita cari sumbernya dari mana," kata Budi.

 

World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan BA.2.75 termasuk varian yang bisa menimbulkan kekhawatiran. "Virus Corona Centaurus pertama kali terdeteksi pada bulan Mei, tapi baru pada awal bulan Juli ini mulai menimbulkan lebih banyak kekhawatiran." direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Perkembangan virus ini masih dipantau tetapi belum ada bukti bahwa virus ini akan menimbulkan masalah yang besar. Selain itu, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) telah menetapkan Omicron BA.2.75 sebagai subvarian dalam pantauan pada Kamis (7/7/2022). Penetapan ini mengindikasikan bahwa subvarian baru tersebut bisa lebih menular. Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban juga menginformasikan bahwa subvarian Omicron BA.2.75 belum terbukti menyebabkan infeksi COVID-19 yang serius. "Belum ada bukti yang menunjukkan subvarian ini menyebabkan penyakit yang lebih serius ketimbang subvarian lainnya. Bahkan beberapa ahli menyebut BA.2.75 itu subvarian yang paling tidak mematikan," katanya beberapa waktu lalu.

 

Perlukah Khawatir Terhadap Subvarian Centaurus?

Covid-19 Centaurus (BA.2.75) merupakan subvarian dari omicron. Subvarian ini pertama kali terdeteksi di India pada awal Mei lalu. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan, kasus Covid-19 subvarian BA.2.75 atau Omicron Centaurus terdeteksi di dua lokasi, yakni Bali dan Jakarta. Kasus Covid-19 subvarian BA.2.75 atau Omicron Centaurus di Bali, ujar Budi, merupakan imported case karena kedatangan dari luar negeri, sedangkan kasus di Jakarta kemungkinan besar merupakan transmisi lokal. "Sedang kita cari sumbernya dari mana," kata Budi.

 

Saat ini centaurus diklasifikasikan sebagai Variant Of Concern (VOC) Lineage Under Monitoring. Artinya, subvarian ini diawasi secara ketat oleh WHO. Menurut para ahli, centaurus lebih menular dan mampu meginfeksi seseorang yang pernah terinfeksi Covid-19 dan menurunkan respon antibodi. "Gejalanya mungkin jauh, jauh, jauh lebih ringan, terutama untuk orang yang sudah divaksinasi," kata Jasmine Plummer, asisten profesor di Cedars Sinai Medical Center. Meski gejalanya cenderung ringan, para ahli mengatakan subvarian BA.2.75 memiliki tambahan mutasi selain apa yang ada di varian terdahulu. Fakta ini membuat para ahli khawatir bahwa subvarian tersebut bisa menerobos antibodi dan menyebabkan penularan yang cepat. Namun, sejumlah ahli mengatakan masih terlalu dini untuk membuat prediksi soal gelombang baru yang disebabkan BA.2.75.

 

Dokter spesialis paru Erlang Samoedro mengungkap subvarian Centaurus ini sebenarnya tidak berbeda dengan varian Omicron. Maklum saja, induk dari subvarian ini memang Omicron yang mudah menular. "Sama saja, gejalanya sama. Cara menularnya pun sama," kata Erlang. Bahkan menurut beliau, tidak ada perbedaan khusus antara subvarian Centaurus dengan subvarian lain turunan dari Omicron. Misalnya dengan BA.4 dan BA.5. Berikut ini, cara subvarian Centaurus menular. Agar kita bisa lebih hati-hati meskipun tingkat berbahayanya jauh di bawah Delta : 

  • Melalui udara
  • Saat orang yang terpapar bersin dan batuk
  • Melalui benda yang terkontaminasi virus, seperti pegangan pintu
  • Melalui sentuhan, misal tangan yang terkontaminasi menyentuh hidung dan mulut
  • Kontak erat dengan pasien positif Covid-19.

 

Maka kita tidak perlu terlalu khawatir dengan subvarian Centaurus, namun kita harus tetap waspada, karena subvarian ini cepat menyebar. Penting untuk semua masyarakat tetap menjaga diri dengan terus melaksanakan protokol kesehatan, vaksinasi hingga booster, dan menghindari kerumunan. Bila kita melakukan hal-hal tersebut, maka semakin kecil kemungkinan ancaman yang diberikan oleh subvarian centaurus.

 

Daftar Referensi :

  1. https://tirto.id/kemenkes-laporkan-tiga-kasus-pertama-subvarian-centaurus-ba275-gucp
  2. https://jogja.tribunnews.com/2022/07/22/virus-corona-kembali-bermutasi-ini-dia-omicron-centaurus
  3. https://nasional.kontan.co.id/news/update-covid-19-indonesia-22-juli-tambah-4834-kasus-baru-meninggal-13
  4. https://nasional.kontan.co.id/news/covid-19-akibat-omicron-centaurus-terdeteksi-di-indonesia-apa-saja-gejalanya
  5. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6186265/omicron-centaurus-ba275-terdeteksi-di-indonesia-perlukah-khawatir
  6. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220719090504-255-823191/ditemukan-di-indonesia-bagaimana-gejala-covid-19-subvarian-centaurus
  7. https://www.cnbcindonesia.com/news/20220722190652-4-357875/centaurus-varian-covid-19-yang-kini-mengancam-dunia
  8. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220721145930-255-824431/mirip-omicron-begini-cara-covid-19-subvarian-centaurus-menular
  9. https://www.jawapos.com/kesehatan/22/07/2022/ahli-varian-centaurus-berkembang-biak-2-kali-lebih-cepat-dari-ba-5/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun