Mohon tunggu...
KASTRAD BEM FKp UNAIR
KASTRAD BEM FKp UNAIR Mohon Tunggu... Kementrian Kajian Isu Strategis dan Advokasi Mahasiswa BEM Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

KASTRAD BEM FKp UNAIR adalah salah satu kementrian dari BEM Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dampak Pemangkasan Anggaran USAID: Ancaman Bagi Kesehatan Masyarakat Indonesia?

11 Maret 2025   23:06 Diperbarui: 11 Maret 2025   23:05 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Amerika Serikat telah lama menjadi salah satu kontributor utama pendanaan untuk World Health Organization (WHO). Namun, pada 20 Januari 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan keputusan untuk menarik diri dari WHO karena tuduhan bahwa organisasi tersebut telah gagal dalam menangani pandemi COVID-19. Dalam bpenjelasannya, ia menegaskan bahwa WHO dinilai tidak transparan dan terlalu dipengaruhi oleh negara-negara tertentu, terutama China. Keputusan ini mencerminkan ketidakpuasan Trump terhadap cara WHO menangani pandemi COVID-19, yang menurutnya telah merugikan Amerika. Selain itu, Trump juga mengungkapkan keprihatinan tentang beban finansial yang ditanggung AS, yang dinilai jauh lebih besar dibandingkan kontribusi negara anggota lainnya. Langkah ini diambil lantaran Trump menginginkan efisiensi program untuk mendahulukan kepentingan negaranya terlebih dahulu. Tentu saja, langkah ini memicu berbagai reaksi, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional. Selain itu, Amerika Serikat juga telah mengumumkan rencana untuk memangkas pendanaan United States Agency for International Development (USAID) untuk program kesehatan di berbagai negara, termasuk Indonesia

United States Agency for International Development (USAID) adalah badan utama Amerika Serikat yang memberikan bantuan kemanusiaan kepada negara-negara yang baru pulih dari bencana, yang berusaha keluar dari kemiskinan, dan yang sedang melakukan reformasi demokratis. Menurut Congressional Research Service, USAID telah mempekerjakan sekitar 10 ribu orang, dengan dua pertiga jumlahnya bekerja di negara selain AS. USAID memiliki kantor lebih dari 60 negara dan bekerja di puluhan negara lainnya. Sebagian besar pekerjaan di lapangan dilakukan oleh organisasi lain yang dikontrak dan didanai oleh USAID. Cakupan kegiatan yang dilakukan oleh USAID sangat luas. Sebagian besar anggaran USAID dihabiskan untuk program-program kesehatan, seperti memberikan vaksinasi polio di beberapa negara dan membantu menghentikan penyebaran virus yang berpotensi menyebabkan pandemi. 

Pemangkasan pendanaan USAID dapat berdampak signifikan terhadap program kesehatan di Indonesia. USAID telah menjadi salah satu sumber pendanaan utama untuk beberapa program kesehatan di negara Indonesia. Dampak dari keputusan Amerika Serikat ini dapat berupa pengurangan dana bantuan untuk program kesehatan di Indonesia, yang dapat menghambat upaya penanggulangan penyakit dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di negara Indonesia. Menilik sektor kesehatan di Indonesia, AS berperan sebagai pemberi bantuan sumber daya cukup signifikan. Program “Bidan Delima” dan “Suami Siaga” adalah dua dari sekian banyak dukungan USAID untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia yang terdampak. Selain itu, keputusan ini juga dapat berdampak terhadap kemampuan Indonesia untuk menangani wabah penyakit dan krisis kesehatan lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang dampak keputusan Amerika Serikat ini terhadap program kesehatan di Indonesia, serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak tersebut.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) berpendapat bahwa keputusan Amerika Serikat untuk menarik diri dari WHO tidak akan berdampak signifikan terhadap program kesehatan di Indonesia. Namun, pernyataan ini belum tentu dapat menjamin bahwa Indonesia tidak akan terkena dampaknya. Faktanya, Indonesia masih sangat bergantung pada bantuan internasional dalam hal kesehatan, terutama dalam hal vaksinasi, pengadaan perlengkapan medis, dan penanggulangan penyakit seperti TBC. Oleh karena itu, keputusan AS ini dapat memperburuk kemampuan Indonesia dalam menangani wabah penyakit dan krisis kesehatan lainnya. Selain itu, keputusan AS ini juga dapat mempengaruhi kemampuan Indonesia dalam mengakses informasi dan teknologi kesehatan terbaru, serta memperlemah kerja sama internasional dalam hal kesehatan.

Dalam jangka panjang, keputusan AS ini dapat memperburuk kemampuan Indonesia dalam menangani wabah penyakit dan krisis kesehatan lainnya. Hal ini karena Indonesia masih sangat bergantung pada bantuan internasional dalam hal kesehatan. Namun, perlu dilihat dari sisi lain bahwa keputusan ini juga dapat menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian dalam hal kesehatan.

Indonesia dapat mencari sumber dana baru dan memperkuat sektor kesehatan dan riset untuk mengatasi keterbatasan pendanaan dan bantuan internasional. Selain itu, juga perlu dipertimbangkan bahwa keputusan AS ini dapat mempengaruhi kemampuan Indonesia dalam mengakses informasi dan teknologi kesehatan terbaru. Oleh karena itu, Indonesia harus berupaya untuk mencari alternatif lain dan memperkuat kerja sama dengan negara-negara lain untuk mengatasi keterbatasan ini. Dengan demikian, keputusan AS untuk menarik diri dari WHO dapat menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian dalam hal kesehatan.

Dalam menghadapi tantangan ini, Indonesia perlu memiliki sikap yang proaktif dan terbuka dalam menjalin kerja sama internasional. Memperkuat sektor ekonomi untuk lebih mudah mendapatkan fasilitas kesehatan juga sangat penting. Dengan demikian, Indonesia dapat mempertahankan kerja sama internasional dalam bidang kesehatan dan mencapai tujuan kesehatan global. Sikap Indonesia dalam menghadapi keputusan Amerika Serikat untuk menarik diri dari WHO dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, Indonesia perlu mempertahankan kerja sama internasional dalam bidang kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan mengatasi wabah penyakit. Hal ini dapat dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan negara-negara lain yang memiliki visi dan misi yang sama.

Selain itu, Indonesia juga perlu meningkatkan investasi di sektor kesehatan untuk mengatasi keterbatasan dana dan sumber daya. Meningkatkan investasi di sektor kesehatan dapat mendukung pendanaan yang dibutuhkan. Mempererat kerja sama dengan negara lain, peningkatan dana dari pemerintahan dan masyarakat juga sangat penting. Dalam konteks ini, peran Indonesia sebagai pemimpin di tingkat internasional juga sangat penting. Indonesia telah menyandang gelar pemimpin G20 pada 2022 dan ketua ASEAN, sehingga memiliki posisi strategis dalam kebijakan luar negeri AS. Oleh karena itu, Indonesia perlu mempertahankan citra negara yang baik dan menjalin kerja sama yang erat dengan negara-negara lain untuk mencapai tujuan kesehatan global.

Keputusan Amerika Serikat untuk menarik diri dari WHO dan memangkas pendanaan USAID untuk program kesehatan di berbagai negara, termasuk Indonesia, dapat memiliki dampak signifikan terhadap upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan penanggulangan penyakit di Indonesia. Hal ini dapat menghambat kemajuan Indonesia dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030, khususnya Goal 3: "Menjamin Kehidupan Sehat dan Mempromosikan Kesejahteraan untuk Semua Usia". Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang dampak keputusan ini dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak tersebut, seperti meningkatkan kerjasama dengan organisasi kesehatan lainnya dan mengembangkan sumber daya lokal untuk mendukung program kesehatan di Indonesia. Dengan demikian, Indonesia dapat terus berupaya mencapai SDGs 2030 dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.

REFERENSI

Diah S Saminarsih. (14 Februari 2025). Langkah AS dan Tata Kelola Pembangunan Kesehatan. www.kompas.id. https://www.kompas.id/artikel/langkah-as-dan-tata-kelola-pembangunan-kesehatan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun