Mohon tunggu...
Kasri Podding
Kasri Podding Mohon Tunggu... Penulis - Animal Science Engineer. Departement of Nutrition and Animal Feed. Hasanuddin University. Single Attaracted to🧕

#Idola Muhammad SAW. #Natural FEED #POULTRY NUTRITIONS Bersandarlah kepada kedua kalimat syahadat maka kamu akan menemukan jati dirimu dan Tuhanmu "BISMILLAH".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Covid-19: Kontradiksi antara Pelajar dan Pengajar

1 April 2020   07:05 Diperbarui: 1 April 2020   07:48 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagaimana surat edaran yang dikeluar masing-masing universitas seluruh Indonesia yang berisi mengenai penjedahan proses belajar mengajar atau penjedahan proses belajar secara tatap muka.

Surat edaran ini merupakan suatu kebijakan yang dikeluarkan masing-masing universitas dengan tujuan tiada lain untuk menekan penyebaran wabah penyakit yang ngetren sekarang ini yaitu virus korona atau istilah gaulnya COVID-19.

Virus corona merupakan wabah yang sangat menakutkan saat ini, virus ini sudah memakan banyak korban dihampir seluru dunia. Salah satu cara menekan penyebaran virus corona ini yaitu pemberhentian proses belajar mengajar dengan rentang waktu 14 hari.

Seiring berjalannya waktu yang awalnya membuat mahasiswa senang akan adanya surat edaran tersebut. Surat edaran seakan durian runtuh bagi mahasiswa karena dengan adanya kebijakan pemberhentian proses belajar mengajar secara tatap muka artinya mahasiswa punya waktu luang libur dan bisa memanfaatkanya pulang kampung, jalan-jalan, atau kesanak keluarga.

Tetapi hal itu tidak sesuai apa yang dipikirkan mahasiswa, tidak sesuai harapan yang semestinya terrealisasikan justru menjadi beban tersendiri. Hanya berselang beberapa hari keluarnya surat edaran tersebut sejalan juga keluarnya informasi bahwa kuliah tatap muka diganti dengan kuliah online.

Hal inilah yang membuat mahasiswa sekarang terbebani bukan tidak mampu secara mental tetapi banyak faktor yang membuat mahasiswa tidak sanggup menerimanya salah satunya dari aspek ekonomi serta kurangnya fasilitas

Kuliah online seakan menjadi momot menakutkan serta musibah besar yang dapat  mempengaruhi psikoligis diantara setiap individu. Keresahan serta beban yang ditanggung mahasiswa baik secara mental maupun secara ekonomi.

Di dalam perkuliahan online terdapat kontaradiksi antara mahasiswa dan Dosen karena tugas yang diberikan dosen kepada mahasiswa sangat banyak sementara bahan yang diajarkan selalu misscomunication atau mahasiswa tidak bisa menagkapnya dengan baik serta tidak bisa mengelolahnya dengan akal sehat.

Hal inilah yang membuat sang pengajar keluar dari kuadrat sebagai pendidik yang seharusnya sang pengajar memberikan materi yang betul betul bisa dipahami dan di kuasai oleh mahasiswa bukan malah memberikan tugas yang bertumpuk yang seakan-akan mematikan nalar berpikir kritis mahasiswa sekarang. Inilah yang membuat tumpantindi di dalam proses belajar mengajar.

Tugas utama pendidik bukan sekedar memberikan tugas sebagai bahan evaluasi tetapi bagaimana ilmu yang disampaikan bisa tersampaikan kepada mahasiswa dengan baik serta bisa memahaminya.

Seperti fatwa bapak pendidikan sekaligus Founder Father kita yaitu Ki Hajar Dewantara mengungkapkan bahwa “mendidik anak sama dengan mendidik rakyat” artinya jika kita mendidik anak dengan memberikan ilmu yang berfaedah dengan rasa tanggung jawab yang tinggi maka masyarakat yang belum sempat menikmati bangku pendidikan ikut merasakan kemaslahatannya.

Konsep ini ternyata banyak dijalankan oleh negara-negara maju. Dimana negara-negara maju lebih mengutamakan karakter dari pada ilmu. Contohnya negara Japan, anak-anak di Jepan tidak di tuntut untuk belajar keras tetapi setiap anak difasilitasi sesuai bakat yang dimiliki dan lebih mengajari tentang membangun karakter.

Serta dalam memajukan bangsa ini. Ki Hajar Dewantara membangun taman siswa dengan alasan meningkatkan kecerdikan anak bangsa dan mencetak karakter yang lebih baik. Segalah upayah yang dilakukan Ki Hajar Dewantara mulai dari membuat konsep hingga memperkuat karakter anak bangsa.

Pendidikan bukan sekedar pentransporan ilmu, buka sekedar pemeberian tugas dari hasil diskusi bahan materi yang diajarkan tetapi pendidikan suatu bentuk membentukan karakter yang lebih ihsan, integritas, kuat, loyalitas, bersikap tanggungjawab, membangun sikap simpati dan embapati serta mengembangkan potensi individu.

Adanya perkuliahan online ini menyita waktu mahasiswa yang terlalu banyak yang seharunya dipakai untuk instirahat, bercengkrama dengan keluarga,berbagi kisah dengan saudara serta dipakai dalam membantu pencegahan virus corona dengan menjadi relawan dan ini saya rasa lebih bermanfaat untuk saat ini dilakukan dari pada mengerjakan tugas yang terlalu banyak.

Di sini saya tidak menafikan kuliah online justru kuliah online ini suatu solusi konkrit dalam memajukan pendidikan tetapi perlu diketahui dalam pelaksaan kuliah online membutuhkan konsep yang lebih matang sehingga dosen dan mahasiswa tidak terjadi kontaradiksi.

Didalam buku Risalah Pergerakan Mahasiswa karangan Indra Kusuma mengibaratkan mahasiswa bagaikan koboy pahlawan yang datang ke kota untuk memberantas bandit-bandit dan penjahat. Setelah bandit-bandit itu kalah, sang koboy kembali pulang ke padang rumput. Seharunya inilah tugas mahasiswa yang sesunggunya sebagai agen of social change.  

Makassar, 01 April  2020

Kasri seorang mahasiswa peternakan yang selalu rindu pengajaran Rasulullah secara langsung, ingin menjadi kader nomor satunya dan menatikan syafaat di Yaumul Qiamah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun