Mohon tunggu...
Kasri Podding
Kasri Podding Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor degree of Animal Science, Batch 2017. Departement of Nutrition and Animal Feed. Hasanuddin University. Single Attaracted to🧕

#Alumni Fapet UNHAS #Idola Muhammad SAW. #Natural FEED #POULTRY NUTRITIONS Bersandarlah kepada kedua kalimat syahadat maka kamu akan menemukan jati dirimu dan Tuhanmu "BISMILLAH".

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

5 Pilar dalam Menciptakan Bangsa yang Tentram, Makmur, Sejahtera, Keamanan, dan Kemajuan

29 Maret 2020   11:33 Diperbarui: 29 Maret 2020   11:43 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Secara harfiah, sebagaimana manusia membutuhkan ketenangan negara pun butuh ketenangan. Negara yang tentram akan menciptakan ketanangan serta energi yang bersinergi seperti putaran atom di dalam tubuh manausia. Putaran atom di dalam tubuh manusia akan menciptakan balance/seimbang sesuai dengan hati manusia sendiri. Hati yang bersih serta terhindar dari berbagai penyakit kronis akan menciptakan keajaiban berupa ketentraman. 

Seperti fatwa Rasululah kepada sahabatnya. Dikala itu datang seorang sahabat bertanya kepada Rasuslullah “wahai Rasulullah saya datang kepadamu untuk bertanya tentang kebaikan?. Kemudian Rasulullah menjawab, kebaikan adalah apa saja yang dapat menenangkan hatimu dan menentramkan jiwamu, sedangkan keburukan adalah apa saja yang membuat hatimu ragu dan tidak tenang”. Riwayat lain mengatakan bahwa “Dari Wabishah Bin Ma’bad Radhiyallahu anhu beliau berkata : Aku datang kepada Rasulullah SAW, kemuudian beliau berkata. Kamu datang untuk bertanya tentang kebaikan ?. Aku menjawab : benar. Kemudian beliau bersabda. “ Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan adalah apa saja yang menenangkan hatimu dan jiwamu. Sedangkan dosa adalah apa yang menyebabakan hatimu bimbang dan cemas meski banyak orang mengatakan bahwa hal tersebut kebaikan” (HR. Ahmad).

Terbukti bahwa tongkat utama dalam kehidupan ini tergantung dari hati kita masing-masing. Hati memiliki peran yang jauh lebih besar dari semua oragan tubuh manusia. Dan ini terbukti di dalam hadist Rasuslullah mengatakan bahwa “Ada segumpal darah di dalam tubuhmu. Jika dia baik maka baikalah seluruh amal perbuatanmu dan jika dia rusak maka rusaklah semua amal perbuatanmu. Apakah itu? Itu adalah hati". Dalam hal ini saya akan membahas lebih jauh mengenai 5 pilar dalam menggokohkan negara dan kunci utama dalam mengokohkannya  tiada lain adalah hati.

Menurut Kiyai Badiuzzaman Said Nursi sang ulama tersohor di Turki yang dikenal dengan kecerdasan yang laur biasa dan kedermawanan serta gairahnya yang sangat tinggi dalam mengejar pendidikan dan membentuk negara yang berpegan teguh dengan syariat islam. Ada 5 pilar yang disebut Said Nursi, bahwa jika ingin menciptakan negara  yang tentram, makmur, sejahtera, keamanan dan kemajuan maka cukup mengamalkan 5 pilar.

Pilar pertama yaitu persatuan hati. Said Nursi menerangkan pilar pertama dengan sangat ideal serta memberikan penjelasan simple tetapi bermakna luas. Badiuzzaman Said  Nursi menjelaskan bahwa seluru rakyat khususnya rakya Turki Utsmani pada saat itu harus bersatu padu mempertahankan integritas bangsanya. Bersatu melawan musuh-musuh yang menginginkan kematiannya. Bersatu pada seumpama gerakan orang sholat berjamaah yang rapi.

Pilar kedua adalah cinta bangsa. Semua pribadi yang ada dalam suatu bangsa harus memilki cinta kepada bangsanya melebihi dirinya sendiri. Cinta bangsa berarti adalah juga mencintai saudaranya sendiri dan sebangsa. Cinta bangsa berarti mejauhi bermusuh musuhan sesama anak bangsa.

Pilar ketika yaitu pendidikan. Hanya jika seluruh rakyat memperoleh pendidikan yang baik, dan menjadi manusia yang berkualitas, maka sebuah bangsa akan maju dan mencapai cita-cita kemakmurannya. Pendidikan yang dimaksud Said Nursi adalah pendidikan yang menyatukan pendidikan agama dan pendidikan ilmu modern yang bukan agama. Bukan pendidikan yang hanya mengedepankan ilmu moderen dan meninggalkan agama. 

Dan ini terbukti ketika Turki Utsmani mengamalkannya serta mempraktekkan ilmu moderen dan mengabaikan ilmu agama seketika itu kehancuran tampak di depan mata masyarakat Turki Utsmani. ilmu moderen tidak bisa lepas dengan ilmu agama kedua ilmu tersebut menyatu padu membentuk energi dahsyat serta membentuk peradaban yang berkemajuan.

Pilar keempat adalam memaksimalkan daya upaya manusia. Itu bererati semua orang dihargai keahliannya sehingga memperoleh pekerjaan yang layak dengan gaji yang memadai. Dengan itu, maka semua rakyat yang mengunakan jasa tenaga pikirannya secara posiitf. Negara pun maju, bangsa menjadi makmur, penggangguran membuat tenaga rakyat terbuang sia-sia dan menjadikan pikiran mendek dan beku.

Pilar terakhir yaitu pilar kelima adalah menghentikan pemborosan dan pemubadziran. Seluru elemen bangsa, baik pemerintah meupun rakyat harus berdisiplin menghentikan pemborosan, hidup seadanya, tidak pamer materi dan berlebih-lebih. Ini menjadi penyakit para pengauasa dan pejabat saat ini, dimana ketika diberi amanah, maka dia menyalah gunakan amanah yang diberikan bahkan menghianati janji-janji manis yang pernah dilontarkan. Penyakit inilah yang membuat Turki Utsmani pada saat itu hanya karena para pengauasan saat itu lebih mengedepankan sikap egoismenya serta individualimenya tanpa mengedepankan saling tolong menolong dan bergotong royong. Hutang meraja lela dan sikap pemborosan tak terhentikan.

Inlah 5 pilar yang patut diamalan dalam kehidupan sehari-hari kita. Kelima pilar inilah yang dibawakan Said nursi saat berkutbah di depan masyarakat Turki Utsmani. Kelima pilar ini hanya dapat terrealisasikan jika segumpal darah didalam diri kita tentram dan selalu connect dengan sang pembolak balik hati yaitu sang pemilik langit dan bumi yang mempunyai kekusaan dalam memberikan kerjaan siapa yang dia kehendaki dan mengambilnya, siapa yang dia kehendaki tiada lain Allah SWT

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun