Mohon tunggu...
Kasmadi Sutrisno
Kasmadi Sutrisno Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sutrisno_Mahasiswa Universitas Siber Asia

Mahasiswa UNSIA dan Plant Manager di perusahaan multi nasional manufacturing otomotif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Risiko dan Peluang Industri 4.0 dan Society 5.0

28 Juli 2021   00:02 Diperbarui: 28 Juli 2021   00:09 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yusuf kalla menyampaikan pidato pembukaan di INDONESIA INDUSTRIAL SUMMIT 2019 di ICE BSD 15 April 2019/dokpri

Menyadari atau tidak kita telah masuk ke Industry 4.0 walaupun belum secara total dan telah menjadi bagian dari Society 5.0. Menandai revolusi Industry 4.0 di Indonesia melalui wakil president Yusuf kalla waktu itu 15 April 2019 telah membuka seminar "INDONESIA INDUSTRIAL SUMMIT 2019" untuk memberikan gambaran dan road map untuk masuk dan implementasi Industry 4.0 di Indonesia.

Internet of Things (IOT), Big data, cyber security, Artificial Intellegence (AI), Additive Manufacturing, Simulation, Augmented Reality, System Integration, Cloud Computing yang menjadi unsur unsur utama menandai munculnya Revolusi industry 4.0.

Dari industry 4.0 banyak kemungkinan yang muncul dari kondisi baik yang di ciptakannya yang kita sebut sebagai peluang, Selain kondisi baik tentu saja ada variasi hal hal yang mugkin terjadi di luar yang diharapkan sehingga menimbulkan kondisi yang tidak baik akibat kejadian tersebut dan itulah resiko.

Dengan memanfaatkan unsur unsur Industry 4.0 seperti IOT dan big data yang memiliki jangkauan luas meskipun tidak berada di tempat yang sama tetapi bisa terjadi transaksi bisnis yang memungkinkan terciptanya peluang usaha usaha baru berbasis aplikasi seperti market place, jasa pesan antar makanan, transportasi yang merekrut banyak tenaga kerja.

Sebagai contoh Gojek yang merekrut jutaan driver sehingga mengurangi pengangguran dan menjadikan aktifitas ekonomi jadi lebih baik karena lebih banyak orang yang berpenghasilan untuk mencukupi kebutuhanya.

Dari market place akan muncul banyak toko toko virtual yang memudahkan orang untuk menjual barang yang dibuat, dari daerah sekalipun jika terhubung dengan internet bisa berjualan dan memungkinkan penjual dan pembeli berbeda kota , berbeda pulau bahkan berbeda negara bisa melakukan transaksi jual beli, hal ini juga mendorong banyak bermunculan usaha jasa antar barang yang kita sebut logistic atau forwarder. Dari ribuan toko virtual yang kebanyakan UMKM, untuk membuat barang tentu akan banyak memperkerjakan banyak tenaga kerja serta usaha jasa antar barang juga banyak memerlukan alat transportasi dan pengemudinya.

Selain peluang peluang tadi ada juga resiko yang bisa kita lihat pada revolusi industri generasi 4.0, dengan ditemukanya pola baru ketika disruptif teknologi hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent.

Dengan banyaknya market place yang muncul berbelanja secara fisik pergi ke tempat penjual dan bertemu dengan penjual mulai di tinggalkan apalagi dalam kondisi pandemic Corona saat ini mobilitas dibatasi sehingga banyal mall dan toko konvesional yang tutup. Dengan adanya transportasi berbasis aplikasi banyak usaha taksi konvesional yang mengalami penurunan konsumen sehingga pendapatan mereka berkurang dan terancam kebangkrutan

Munculnya Industry 4.0 menjadi factor terbentuknya society 5.0(new society) dimana setiap prilaku kehidupan akan diterjemahkan dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence) kemudian akan ditransformasikan dengan jutaan data melalui internet (internet of thing). Hasil penerjemahan tersebut akan didedikasikan menjadi suatu kearifan baru yang akan meningkatkan kemampuan manusia dalam membukan peluang untuk kemanusiaan.

Secara konsep, Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 tidak memiliki perbedaan yang jauh. Konsep Society 5.0 lebih memfokuskan konteks terhadap manusia. Jika Revolusi industry 4.0 menggunakan AI, dan kecerdasan buatan yang merupakan komponen utama dalam membuat perubahan di masa depan. Sedangkan Society 5.0 juga menggunakan teknologi terkini tetapi mengandalkan manusia sebagai pemain utamanya.

Tercetusnya konsep "Society 5.0" menjadikan manusia sebagai pusat pengendali teknologi. Manusia berperan lebih besar dengan mentransformasi big data dan teknologi bagi kemanusiaan demi tercapainya kehidupan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun