Mohon tunggu...
kasimiro ganggur
kasimiro ganggur Mohon Tunggu... -

Nama kasimiro ganggur. saat sedang studi dan sambil kerja di luar negeri australia dan east Timor.

Selanjutnya

Tutup

Politik

DPR dan Rok Mini

9 Maret 2012   12:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:18 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wakil rakyat memang hebat!!! Kehebatannya tidak hanya tampak dalam kesanggupan mereka mencuat ide (innovator), memformulasikannya dalam kalimat, merumuskan undang-undang yang kompherensif, lalu menetapkanya.Tetapi juga kehebatan dalam ‘menciptakan’ dan ‘melahirkan’ issue-issue baru yang hot dan sensitif, yang mengundang pro-kontra publik.

Baru-baru ini dewan terhormat menyoal kaum hawa yang berseliweran di kantor DPR, baik staf ahli maupun staf pribadi dan mungkin juga pacar-pacar dan istri-istri mereka, menggunakan pakayan-pakayan seksi dan rok mini. Alasan yang dikemukan, penampilan semacam itu, bisa mengundang simpati dan membangkitkan nafsu birahi dari anggota DPR. Sebagai lelaki normal tentu saja dibilang wajar jikalau banyak di antara mereka memberikan rekasi atas penampilan semacam itu. Sebagaimana yang diakui oleh salah satu anggota DPR dalam liputan kompas, bahwa baginya kehadiran mereka yang berpenanpilan semacam itu adalah suatu keharusan, karena memberikan stimulus baginya. So no problem baginya.

Menanggapi pernyataan ini, sekelompok kaum hawa melakukan demonstrasi menolak diamandemenkan undang-undang pelarangan bagi kaum hawa untuk berpenampilan seksi dan berok mini. Bagi sekelompok kaum hawa ini, yang tentunya mengatasnamainya jutaan kaum hawa di pelosok tanah air, ada semacam unsur perendahan martabat dengan dikeluarkanya pernyataan semacam itu.Dengan menyebut mereka yang berpenampilan seksi sebagai sumber stimulus bagi kaum lelaki (DPR), secara tidak langsung memojokan kemanusian kaum hawa, dalam hal ini menempatkan mereka sebagai viktim, cause dari sebuah permasalahan.

Ini tentu konsep pemikiran konservatif yang berasumsi bahwa laki-laki (baca DPR) merasa terganggu dengan penampilan seksi di hadapan mereka. Dengan kata lain, tanpa ada kehadiran semacam itu maka dewan terhormat akan sangat fokus dalam melaksanakan reksa harian mereka di kantor DPR, hahaha. Is that true? Or is that just a sign of throwing the DPR’s weight around..(to the public)..and they hide the real truth behind the scene? Ataukah ini hanya untuk menyelabui dan mengalihkan perhatian publik terhadap masalah-masalah besar di negeri ini misalnya, kasus suap wisma atlet yang melibatkan kaum elite politik dan anggota DPR? So what then? What do you reckon?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun