Mengayuh Sepeda, Menggerakkan Budaya dan Pariwisata
Kasih Felicya Nesimnasi
Gelaran Tour de EnTeTe bukan sekadar ajang olahraga balap sepeda semata tetapi lebih jauh merupakan panggung promosi budaya dan pariwisata Nusa Tenggara Timur (NTT) ke kancah nasional maupun internasional. Dilihat dari Rute yang ditempuh para pembalap sudah pasti melewati bukit, perkampungan tradisional, persawahan, tepian pantai, padang savana yang menampilkan pesona khas alam NTT. Propinsi NTT yang terkenal karena kering dan tandus ternyata menawarkan pesona yang tersembunyi yang tidak ada duanya. NTT bukan hanya “tempat singgah”, melainkan memiliki destinasi budaya yang layak dijelajahi. Pariwisata di wilayah Propinsi NTT jika dikelola secara profesional maka akan mampu merubah keadaan ekonomi masyarakatnya.
Kondisi alam NTT, baik di daratan maupun lautan yang belum tereksplore harus terus di eksplore lewat berbagai kegiatan yang menarik baik dalam level domestik maupun internasional. Tour de EnTete bisa menjadi pintu masuk yang memiliki nilai jual di mata internasional untuk mendukung promosi pariwisata di NTT.
Tour de EnTeTe tidak hanya soal mengayuh pedal sepeda untuk menunjukan siapa yang tercepat dan terbaik tetapi lebih kepada bagaimana alam NTT dimata para peserta, keluarga dan pendamping yang turut mengambil bagian dalam event tersebut. Dampaknya jelas, kegiatan Tour de EnTeTe ini membuka ruang perkenalan budaya lokal seperti tenun ikat, pesona alam, hingga kuliner khas yang diperlihatkan di sepanjang rangkaian acara, mengingat para peserta bukan hanya dari dalam negeri melainkan ada juga yang dari luar negeri, para rombongan peserta tidak hanya disuguhkan pemandangan indah, tetapi juga mengenai identitas masyarakat NTT dengan kearifan lokal yang begitu kental, Tour de EnTeTe menjadi jembatan yang mempertemukan olahraga, seni, dan pariwisata yang ada di NTT.
Namun, tantangan yang tidak boleh dilupakan adalah menjaga agar budaya yang ditampilkan tidak sekadar menjadi tontonan sesaat. Pemerintah daerah bersama masyarakat perlu memastikan bahwa peningkatan kunjungan wisatawan berjalan seiring dengan pelestarian tradisi, lingkungan, dan nilai-nilai lokal. Jika dikelola berkelanjutan dengan baik, ajang seperti Tour de EnTeTe akan menjadi energi baru bagi perekonomian, sekaligus menjaga warisan budaya tetap hidup di tengah arus modernisasi.
Setiap teriakan dukungan terhadap peserta Tour de EnTeTe disepanjang rute yang dilewati sejatinya mengajarkan kita bahwa kayuhan pedal sepeda bisa menjadi simbol gerakan kolektif orang NTT untuk memperkenalkan keindahan dan keramahan masyarakat NTT kepada dunia, melestarikan budaya, serta menumbuhkan pariwisata yang berakar pada kearifan lokal. Setiap teriakan penyemangat dapat kita maknai sebagai teriakan yang menyampaikan kepada dunia bahwa “negeri kami indah, masyarakat kami baik, budaya lokal kami menarik dan pangan lokal kami akan membuat lidah mu tak berhenti berkata NTT adalah surga tersembunyi yang menyenangkan”.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
