Dengan eHDW, desa punya peta jalan. Kita tahu siapa yang perlu intervensi, kapan harus dilakukan, dan bagaimana mengukur hasilnya.
Lebih dari itu, data eHDW memberi banyak keuntungan nyata bagi desa:
Sebagai dasar kebijakan desa. RPJMDes dan RKPDes bisa lebih terarah, karena berbasis fakta lapangan, bukan sekadar dugaan.
-
Meningkatkan posisi tawar desa. Saat ada program tambahan dari pemerintah pusat atau provinsi, desa yang punya data jelas akan lebih diperhitungkan.
Membantu mengukur dampak. Desa bisa melihat perubahan dari tahun ke tahun: apakah intervensi benar-benar berhasil atau hanya seremonial.
Menguatkan peran KPM. Mereka bukan sekadar pelengkap administrasi, melainkan garda depan pembangunan manusia.
Membangun kepercayaan warga. Masyarakat akan percaya bahwa pemerintah desa tahu siapa yang perlu dibantu dan bagaimana cara membantu.
Bergerak Karena Kesadaran, Bukan Karena Perintah
Saya sadar, sampai hari ini belum ada instruksi detail yang "memaksa" semua orang bergerak. Bahkan, ketika desa mencoba menganggarkan honor untuk petugas input, sering dianggap tidak penting. Padahal, bukankah kerja-kerja besar selalu dimulai dari hal-hal yang dianggap kecil?
Tapi, apakah kepedulian harus menunggu perintah?
Saya memilih untuk tidak. Saya tetap membersamai KPM. Saya tetap mengajak mereka mengisi data. Dan saya tahu, semangat ini menular: rekan-rekan pendamping di kecamatan juga mulai menggerakkan KPM mereka.