Mohon tunggu...
Kasiani S.ST
Kasiani S.ST Mohon Tunggu... TPP ACEH

Pendamping Lokal Desa di Manyak Payed, Aceh Tamiang. Menulis untuk mendokumentasikan kerja-kerja sunyi di desa, menyuarakan realita lapangan, dan menerjemahkan bahasa kebijakan dengan suara warga. Saya bukan jurnalis, tapi setiap hari mencatat apa yang saya lihat, dengar, dan rasakan di desa. Karena yang dianggap biasa oleh orang kota, seringkali adalah perjuangan besar bagi warga desa.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perjalanan Panjang Mendampingi Desa #KompasianaDESA

25 September 2025   12:26 Diperbarui: 25 September 2025   12:26 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu perjalanan ini tidak selalu mulus. Setelah beralih ke web, masalah baru muncul: server error. Banyak KPM memilih begadang hingga tengah malam hanya untuk bisa menginput data, karena hanya saat itu server bisa diakses dengan lancar. Namun kerja keras itu akhirnya membuahkan hasil. Awal tahun 2024, keempat desa dampinganku berhasil menyelesaikan inputan dan mendapatkan score card. Bahkan di kabupatenku, hanya empat desa inilah yang berhasil. Rasanya luar biasa bangga.

Namun akhir 2024 datang dengan rasa kecewa. Jerih payah yang kami lakukan ternyata seperti tidak dipakai. Aku sempat berhenti mengajak KPM untuk melanjutkan pendataan. Ada rasa lelah, ada rasa sia-sia. Tapi perlahan aku belajar mengesampingkan kekecewaan itu.

Tahun 2025, tepatnya bulan September, aku kembali merangkul KPM. Mereka pun menyambut dengan hati terbuka, melanjutkan pendataan tanpa mengeluh, meski score card triwulan 1 dan 2 tidak bisa dipantau lagi. Akibatnya, score card triwulan 3 menjadi rendah. Apakah itu membuatku patah arang? Tidak. Karena aku percaya, angka bisa rendah, tapi semangat tidak boleh ikut turun.

Perjalanan panjang mendampingi eHDW mengajarkanku banyak hal. Bahwa teknologi bisa berubah dari manual ke digital, dari HP ke web. Bahwa tantangan bisa datang dari mana saja, perangkat, server, bahkan aturan anggaran. Tapi ada satu hal yang tetap: semangat KPM dan pendamping desa.

Mungkin score card kami jatuh pada triwulan ini, tapi cerita kami belum selesai. Masih banyak kisah bersama para KPM yang belum sempat kuceritakan, masih ada janji yang belum sepenuhnya kutepati. Hari ini, perlahan aku kembali menabur semangat mereka---agar tetap tumbuh, agar bersama-sama kita bisa mengangkat citra desa yang mereka banggakan.

Karena jalan panjang pendampingan bukan hanya soal angka dalam data, melainkan soal keberanian untuk terus melangkah. Meski jalannya kadang terjal, kadang gelap, dan sering kali tanpa tepuk tangan, aku percaya setiap langkah kecil itu tetap berarti bagi desa, bagi mereka, dan juga bagi diriku sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun