Assalamu'alaikum, wahai manusia yang kucintai...
Aku adalah Ramadan, tamu istimewa yang hanya datang satu kali dalam setahun. Aku telah menempuh perjalanan panjang, melewati 11 bulan lain, hanya untuk bertemu denganmu. Aku datang membawa keberkahan, ampunan, dan pahala yang berlipat-lipat. Aku membawa pintu surga yang terbuka lebar, dan setan-setan yang dibelenggu agar kau lebih mudah beribadah.
Namun, izinkan aku bertanya dengan lembut: Sudahkah kau benar-benar menyambutku dengan baik?
Di awal pertemuan kita, kau begitu antusias. Kau berjanji akan lebih banyak membaca Al-Qur'an, lebih rajin bangun malam, lebih ikhlas bersedekah. Namun, seiring berjalannya waktu, semangatmu mulai meredup. Salat tarawih yang dulu kau jaga, kini sering kau tinggalkan. Al-Qur'an yang kau genggam setiap hari, kini mulai berdebu. Aku melihatmu lebih sering menghabiskan waktu dengan gadget daripada berdzikir.
Padahal, wahai manusia, aku tidak akan selamanya bersamamu. Saat ini, aku sudah berada di pertengahan perjalanan. Dan sebentar lagi, aku akan pergi meninggalkanmu.
Apakah kau benar-benar siap melepasku begitu saja?
Â
Aku datang sebagai hadiah dari Allah. Di dalamku, terkandung malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana firman-Nya:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 1-3)
Aku adalah bulan yang penuh keberkahan, di mana setiap kebaikan dilipatgandakan. Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang berpuasa Ramadan dengan iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)