Meneguhkan Iman Melalui Getaran Laitul Qodar

Iman dari bahasa Arab artinya percaya, sedangkan istilah iman adalah keyakinan yang tak tergoyahkan yang timbul berdasarkan pengetahuan dan kepercayaan. Dengan demikian yang dimaksud iman kepada Allah adalah percaya dan yakin dengan sepenuh hati adanya Allah, sifat-sifat, ciptaan dan hukum -- hukum Nya.

Keimanan merupakan asas penentu dalam kehidupan manusia. Sahihnya dan ketajaman dalam memahami konsep tentang keimanan mempunyai relevansi dalam memahami serta mengimplementasikan nilai nilai Ilahiyah dalam kehidupan manusia. Sehingga struktur iman meliputi tiga aspek yaitu kalbu, lisan dan perbuatan.

Lalu bagaimana dengan adanya malam laitalul qodar disetiap bulan Ramadhan hadir didalamnya. Telah banyak yang menyampaikan bahwa malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.  Dikisahkan malam qodar turun di hari sepuluh terakhir terutama di hari ganjil mulai 17 hingga 29 Ramadhan. 

Malam qadar mempunyai beberapa arti, diantaranya malam kemuliaan karena pada malam itu permulaan diturunkannya Al Quran dari Lauh Mahfuzh kepada nabi Muhammad saw.

Bagi yang beriman malam qodar ini sangat dinantikan, tantangannya memang cukup berat. Ada yang melakukan melalui itikad atau berdiam diri didalam masjid dan ada pula yang melakukan diruang terbuka. 

Panduan dari seorang professional dalam hal ilmu keagamaan tingkat tinggi sangat diperlukan dan ini tidak semua orang mau menyampaikan apa yang dirasakan, namun hanya pribadi pribadi yang merasakan secara langsung yang dapat menceritakan pengalamannya dalam penerimaan malam qodar tersebut.

Itulah hebatnya malam lailatul qodar, tidak hanya umat muslim yang menyambut namun dari berbagai kalangan umat yang percaya sangat antusias menyambutnya. Sebab meyakini adanya kekuasaan yang hakikatnya tidak dapat diketahui akal. 

Namun dapat dirasakan getarannya ketika para malaikat turun ke bumi untuk mengamini doa doa yang dipanjatkan. Sebagaimana informasi yang masuk kategori A1 malam laitul qodar di 1443 H bisa dihadang mulai malam 27 dan 29. 

Dipersilahkan perbanyak doa, dzikir pada malam tersebut. Jika seseorang telah melaksanakan sesuatu perbuatan dengan penuh pertimbangan, tidaklah perlu memikirkan bagaimana hasilnya nanti, karena hasil adalah akibat dari suatu perbuatan.