Saya saat itu yang bertugas dampingi para terapis dan dokter kontigen Jepang, tiap malam harus putar otak cari jalan supaya mobil tidak terhimpit antrian bis seperti di foto.Â
Mungkin karena fisik dan mental para atlet serta supir sama-sama kuat maka bersyukur selama perhelatan Asian Games dan Para Games di Jakarta tidak pernah ada kericuhan akibat bis antri 30 menit di depan wisma.
Kini di tahun 2020 tidak disangka di pinggir kali hitam akan ramai dengan antrian ambulan disebabkan alasan yang sama. Pintu masuk sedikit.
Menurut rencana wisma atlet akan dijadikan rumah susun sewa (RUSUNAWA) untuk warga DKI Jakarta yang memenuhi syarat pemprov DKI.
Tapi setelah pertandingan besar itu usai, wisma atlet menjadi bangunan kosong hingga Maret 2020 ketika pemerintah mengumumkan Indonesia positif kena Covid-19.
Pemerintah demi merawat pasien covid-19, memerlukan tempat khusus dan pilihan jatuh pada wisma atlet yang dibiarkan kosong.
Dalam sekejap peralatan rumah sakit mengisi wisma atlet dan nama wisma atlet diubah jadi Rumah Sakit Darurat Kemayoran. Tapi masyarakat lebih suka menyebut Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran.
Wisma atlet yang di awal pembangunan diliputi ketidakpastian tapi begitu pasti dibangun langsung memiliki sejuta manfaat bagi masyarakat Indonesia terutama warga Jakarta.Â
Bila kita lihat kembali ke tahun 2014 dan berandai Vietnam tidak batalkan diri jadi Tuan Rumah Asian Games lalu Indonesia tidak mencalonkan diri dan OCA tidak setuju dengan pencalonan Indonesia ...
Mungkin sekarang lahan 10 hektar di kemayoran tetap jadi tanah kosong.