Mohon tunggu...
Nur Kartika
Nur Kartika Mohon Tunggu... -

mahasiswa Komunikasi UPN "Veteran" Yogyakarta dan sedang belejar menekuni Jurnalistik :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mantan Tukang Becak yang Ulet dan Tekun

25 September 2011   04:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:38 3149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sosoknya begitu sederhana, penampilannya santai, kulitnya coklat tua dan rambutnya sudah beruban itulah Victory (74).Seorang kakek penjual batu akik di sepanjang jalan P. Senopati Yogyakarta yang mungkin sekilas tak akan tampak istimewa bagi anda, apalagi ditengah kilauan batu akik yang ia jual. Namun di balik kesederhanaannya itu, laki-laki kelahiran 1937 tersebut ternyata adalah seorang yang sangat ulet dan tekun.

Kakek Victory adalah seorang perantauan asal Madura. Sebelum berjualan batu akik, ia dulu bekerja sebagai tukang becak dan petani. Dua profesi itu ia tekuni sekaligus untuk menyambung hidup. “siang bertani, dan malam ngebecak. Yang penting bisa menyekolahkan anak” ujarnya diiringi senyum santai.

Ya, dari hasil jerih payahnya tersebut ia berhasil menyekolahkan anak-anaknya. Bahkan dua diantaranya saat ini berhasil menjadi perwira TNI dan salah satunya akan diberangkatkan bertugas ke Lebanon tahun depan. “orang-orang berfikir bagaimana bisa seorang tukang becak bisa sekolahkan anak sampai seperti ini. Tapi inilah kuasa Tuhan” ucap laki-laki yang bertempat tinggal di jalan Wijilan ini.

Saat ini Victory tidak lagi menarik becak seperti yang dulu ia lakukan . Anak-anaknya tidak lagi mengizinkan ayah tercinta bersusah payah sehingga membuatkannya usaha batu akik sebagai mata pencaharian. Sembilan belas tahun sudah kakek 10 cucu itu berjualan batu akik. Ia bersaing dengan sekitar 16 pedagang batu akik lain di sepanjang jalan P. Senopati. Namun keramahannya membuat ia tetap memiliki pelanggan setia dan tidak takut kehilangan pembeli.

Di hari tuanya ini, kakek Victory tinggal menikmati hidup hasil ketekunan dan keuletannya sewaktu muda. Seperti batu-batu perhiasan yang ia jual, sebelum bisa menjadi batu yang berharga, ia harus menempuh proses yang panjang dan sulit sampai akhirnya bisa menjadi cantik dan berkilauan. Mungkin seperti itulah perumpamaan yang cocok dengan kisah hidup kakek Victory.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun