Mohon tunggu...
Kartika Maulida Imansari
Kartika Maulida Imansari Mohon Tunggu... -

seorang radiografer muda yang bekerja di salah satu RSUD Kalimantan Selatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fan Fict] Akulah Sang Vidies

14 April 2013   09:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:13 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peserta dengan no punggung 172

Kartika Maulida Imansari :)

___

asereje..reje..rejehandphone-ku berbunyi pertanda ada panggilan masuk.

“Vikaaaaaa…. Handphone kamu bunyi tuh” Moni berteriak dari kamarnya yang bersebelahan dengan kamarku di kost Bunda Morna.

“Iyaaa, bentar, aku lagi di toilet nih, pipissss” sahutku setengah berteriak.

Oh iya, Kenalin namaku Vika Arystia Putri, biasa sih teman-teman manggil aku Vika Aldiano, (lho? Koq gitu? Ya iyalah, kan temen-temenku semua tau kalau aku ini seorang vidies *sebutan untuk para fans nya Vidi Aldiano, red).

Siapa sih yang nggak kenal Vidi Aldiano, seorang penyanyi solo pria, yang suaranya cettarrrrr, muda, punya wajah ganteng, alis yang tebal, berkharisma, dan punya bejibun prestasi, udah gitu search aja noh di google nggak ada sepak terjang si-doi yang macem2.

Trus, siapa sih yang nggak kenal aku? Vika Aldiano? Nggak ada yang kenal, kecuali teman-teman seperjuangan, hahaha…

Dengan segera, aku-pun langsung loncat dari toilet, dan langsung berlari ke kamar, segera aku meraih telpon dan melihat layar “Kak El Calling”, lalu aku memencet tombol hijau tanda terima panggilan…

“Halloo.. Assalam…” Sapaku

“Wasslam De.. Oia, Kakak ada info nih!” Sahut Kak El

“Apa Kak?”

“Hari ini Vidi Aldiano datang ke radio tempat kerja kakak… sekitar jam 1 siang, kalau ade nggak ada jadwal kuliah, hayuukk kesini, kamu kan vidies *pengagum berat Vidi” seloroh kak El, seorang penyiar radio swasta di Kalimantan selatan.

Aku terhenyak sebentar mendengar kabar tersebut, seorang Vika Aldiano baru ngeh kalau ada kabar Vidi bakal ke Kalimantan.

“hayyaahh kemana aja kamu Vik, koq baru tau sekarang“ Batinku sendiri L

Maklum saja akhir-akhir ini aku disibukkan dengan berbagai organisasi kampus yang aku ikutin.

“Iya kak, hari ini aku kosong jadwal kuliah, ntar aku main ke tempat kakak” Sahutku seraya menutup telpon.

___

Jam menunjukkan pukul 12, aku dandan habis-habisan, dengan kaos dilapis blazer, dan jeans, tak lupa pula kerudung pink yang menghiaskan dikepalaku, aku terlihat sangat cantik bagaikan seorang artis kesasar, (what? Haha).

Aku nggak sendirian, aku mengajak Moni menuju radio yang terletak di seputaran kota, dengan menaiki motorku… kami-pun berangkat. Sesampainya disana… ternyata para vidies sudah mebludak di radio itu.

“ya ampun, gara-gara macet tadi aku jadi lambat datang ke radio” batinku.

Aku berusaha menerobos ratusan orang yang juga menunggu penyanyi beken itu keluar dari radio, Vidi sedang on-air dengan sedikit season tanya jawab, serta menyanyikan reff dari lagu terbarunya.

Dengan peluh yang lumayan mebanjiri tubuhku akibat berdesakan masuk radio, namun tak membuat kesan cantikku hilang (ceileeh), aku berhasil masuk ke depan pintu siaran, tentunya tak lupa pula aku menarik-narik Moni agar nggak ketinggalan, hehe (niat bener), akhirnya sampailah aku ke depan ruang tempat siaran, disana juga banyak vidies yang nungguin.

Setelah acara on-air nya kelar, para crew radio sempat foto dengan Vidi diruang siaran, mungkin hanya 2 atau 3x foto gitu lah, aku melihatnya dari balik kaca siaran.

Akhirnya Vidi keluar, disambut oleh para panitia event organizier dan bodyguard-nya yang bertubuh besar2, untuk mendekat-pun aku nggak bisa, tubuhku ikut terhuyung-huyung akibat berdesakan.

Dalam hati aku membatin “mesti foto bareng!!!“

Namun… gagal, Vidi telah masuk ke mobil, dan berangkat.

brrmmmm…” bunyi deru mobil yang ditumpanginya pun berlalu dari pandangan mata.

Para vidies yang lainnya pun terlihat kecewa, bukan cuma aku.

Aku nelpon kakak El, dan aku serta Moni balik lagi ke ruang siaran. Akhirnya aku jumpa dengan Kak El, dengan sedikit obrolan dengan dia, aku dapat info kalau Vidi bakal ke Duta Mall (DM ) *satu-satunya mall yang ada disini saat itu, sebelum ada Q’Mall, alias Qamariah Mall, hahahaha (mall kedua di kalsel)… Vidi bakal ke sana dan makan di salah satu restoran ternama di DM tersebut.

Kakak El juga sempat minta maaf karena nggak sempat bantu aku biar bisa foto bareng Vidi sewaktu di radio tadi, sebab dia juga lagi berkesibukan saat itu.

Tanpa banyak ba-bi-bu, aku dan Moni, langsung beranjak ke tempat parkir motor di depan radio, pasang helm dan cuuusss ke DM.

___

Sesampainya di DM, aku dan Moni langsung menuju restoran ternama tersebut. Ternyata memang benar, rombongan Vidi memang berada disana, daripada planga-plongo di luar restoran, aku berinisiatif untuk masuk ke restoran itu, niat hati sih biar bisa lihat Vidi dengan jarak yang lebih dekat (lebay mode on).

Sebelum masuk restoran, aku memeriksa dompet dahulu (*maklum anak kost).

“hmm… cukuplah untuk makan di restoran ini, ada sih kartu ATM, tapi lagi males aja menggunakannya *modus, hehe… :p” ucapku dalam hati.

Tanpa melupakan Moni, aku-pun selalu menyeret-nyeret dia biar nggak tercecer (barang kali tercecer, hagshags).

Aku dan Moni masuk ke restoran itu, dan memesan 2 porsi makan dan 2 minum, kebetulan juga waktunya makan siang.

“Moni, makasih ya udah nemenin aku” kataku sewaktu kami menyantap makanan.

“iya, tapi aku nggak bisa lama-lama nih, belum belajar , besok kita final tau!” sahutnya dengan tampang agak sedikit sewot, maklum lah dia bukan vidies, jadi wajar aja dia males nge’uber-uber Vidi Aldiano.

“Bentar lagi aja, asal aku udah foto-foto bareng dia, setelah itu kita pulang” sahutku, “lagian toh Moni kan td berangkatnya bareng aku”.

“Iya, tapi kapan foto barengnyaaaa, Vikaaaa? Kamu aja dari tadi duduk aja disini, noh deketin sana Vidi-nya” Kata Moni

“Ya ampuuun, mana bisa aku deket-dekat sana, liat bejubel gitu bodyguard, ntar kalo tiba-tiba aku dekat-dekat, malah di usir kan tengsin, Mon” jawabku nyerocos

“Okelah, ampe jam 2, kalo kamu belum foto-foto juga, aku pulang duluan, aku sama sekali belum belajar buat final besok, kamu mah gampang aja, nyante mulu pikirannya… Tadinya aku pikir kamu bakal nemuin Vidi-nya di radio doang, tanpa harus melakukan pengejaran sampe ke mall ini juga, kalau tau gini mah aku nggak ikut” sahutnya lagi dengan wajah yang sedikit ditekuk pertanda bête.

“Ini diluar perkiraanku Moni… padahal kalau aja aku sempat foto di radio tadi, aku juga nggak akan nguber sampai sini, tapi mau dikata apa, toh sekarang kita udah disini, kalau pulang sekarang juga sia-sia kan?” sahutku berapi-api

Moni ini temanku satu kost, temanku yang satu ini, hoby-nya memang belajar dan belajar, bagus juga, namun entah kenapa, nilai ujianku selalu tinggi daripada nilai dia, hehe.. Dia sering mengatakan kalau itu adalah faktor hoki-ku semata... Alhamdulillah, apapun itu… bagiku ini hal yang patut disyukuri, dan merupakan suatu keberuntungan juga sih, karena memang akhir-akhir ini aku jarang belajar karena sibuk organisasi, atau karena memang IQ aku tinggi kali yaaa?  :D (nyengir kuda + narsis)

Sekitar 20 menit telah berlalu dari obrolan tadi, para SPG dari salah satu operator selular menawarkan kartu-kartu perdana dengan harga yang lumayan menjulang tinggi, dengan iming-iming apabila membeli kartu dari para SPG hari tu, maka akan berkesempatan foto bareng Vidi (teknik dagang, red), namun pada akhirnya dengan amat sangat terpaksa aku-pun membeli kartu perdana tersebut.

Tak lama berselang, Vidi dan para panitia Event Organizier telah selesai makan siang. Vidi dijadwalkan akan melakukan aksinya, dengan menyanyikan lagu dari album terbaru. Setelah kelar nyanyi, MC “master of ceremonial” pun memberikan kesempatan pada para pembeli kartu perdana (walau belinya kepaksa) untuk maju per 5 orang ke atas panggung biar berkesempatan foto bareng Vidi.

Kami dikelompok-kelompokkan dengan vidies yang lainnya agar berjumlah 5 orang. Aku memang agak supel orangnya, jadi nggak sulit untuk-ku memulai obrolan baru dengan orang baru disekitarku (kalau lagi mood sih), dan saat ini memang benar-benar mood-ku sedang bagus-bagusnya. Alhasil aku mendapat beberapa kenalan baru disini.

Dengan urut-urutan kelompok yang nampaknya juga nggak teratur, tetep aja keukeh sumakeuh rebut-rebutan agar bisa duluan foto, akhirnya aku dan Moni bisa foto bareng dengan Vidi.

Jepret foto bareng Vidi itupun juga pakai kamera di HP kenalan baru, waktu itu HP ku cuman HP minimalis dengan kamera berkualitas VGA (*kabur plus burem), ada sih camera digital, tapi lupa bawa (alesan, hahaha).

Tak hanya itu, kenalan baru ku yang bernama Rena ini rupanya telah menyiapkan berbagai hal yang lebih matang ketimbang aku, dia membawa beberapa foto Vidi yang telah dicetak, agar Vidi membubuhkan tanda tangan diatas foto itu. Selanjutnya, dengan bujuk rayu ku yang maha-dahsyat, aku-pun berhasil mendapkan foto + tandatangan Vidi dari Rena, untungnya Rena nggak pelit (atau mungkin aja kepaksa ngasih, haha… karena melihat wajahku yang agak sedikit memelas saat mengatakan ingin punya tandatangan Vidi kayak gitu juga *acting).

Nggak sia-sia perjuangan hari ini, finally aku bisa foto bareng, dan dapat foto vidi + tandantangan asli. I’m the winner, :D (kayaknya bukan ungkapan yang terlalu berlebihan, hehe)

Setelah itu, aku dan Moni pun beranjak keluar mall, aku bisa melupakan sejenak mengenai final mata kuliah besok. Aku pulang dengan hati yang puas, berbunga-bunga, wajah yang berseri-seri, dan senyum yang sumringah sepanjang perjalanan, namun lain halnya dengan Moni, walau udah foto bareng artis, Moni tetap terlihat bête, mungkin karena udah lewat perjanjian awal, kan dianya mau pulang pukul 2, ini malah udah pukul 3, “whahaha…” aku tertawa melihat raut mukanya yang demikian. Dia terlihat suntuk setengah mati walau akhirnya senyum kembali setelah gue kasih angpao pereda bête.

Sesampainya di kost, tak lupa pula aku dan Moni sholat dzuhur, walau agak keteteran, sebab jam udah hampir nunjukin tiba waktu ashar.

___

Besok harinya, foto bareng Vidi tersebut aku cetak besar-besar dan ku tempel di depan kamar kost (norak? Nggak juga, cuman sejenis ‘pamer alay’, hehe). Siapa-pun yang mampir ke kost-ku, selalu menyapa foto yang terpampang gede itu, dan mereka juga mengatakan bahwa aku lah sang vidies sejati, hahaha.

End

___

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun