Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Purun, Alternatif Diet Plastik

8 Juli 2020   14:45 Diperbarui: 8 Juli 2020   19:15 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pacific Trash Vortex (nationalgeographic.org)

Namun sayangnya potensi pengembangan purun menjadi alternatif pengurangan sampah plastik ini belum optimal. Termasuk dukungan pemerintah lokal untuk menjadikan anyaman purun sebagai kantong belanja wajib pengganti plastik. 

Purun yang tumbuh di rawa-rawa yang biasanya dimanfaatkan masyarakat saat kemarau juga semakin mengalamai degradasi. rawa-rawa tempat tumbuh purun semakin sempit.

Kebakaran lahan juga sering menyebabkan panen purun gagal, karena purun yang baik dan memiliki tingkat keawetan lebih tinggi jika telah berusia lebih dari setahun. 

Purun yang berbatang besar dan keras biasanya sulit untuk diolah menjadi anyaman, sehingga selama ini hanya menjadi sampah. Padahal purun dapat menjadi sedotan pengganti sedotan plastik, lebih kuat dibandingkan sedotan kertas.

Tetapi, sayangnya tidak banyak pengusaha tempat makan di Palembang mengenal sedotan purun ini. Jikapun tahu, mereka tidak tahu dimana tempat membelinya. Padahal bahan baku sedotan purun ini sangat banyak di wilayah gambut Sumsel.

Jika ada keinginan menjadikan pengembangan sektor purun ini menjadi salah satu alternatif pengurangan sampah plastik memang dibutuhkan kerjasama multi stakeholder, dikampanyekan menjadi produk yang dipergunakan sehari-hari, bukan hanya didatangkan saat pameran saja.

Pemerintah untuk mengurangi penggunaan sampah plastik di negeri ini memang telah membuat peta jalan sampah, meski masih banyak celah kebijakan yang dapat dibelokkan. Mengatasai permasalahan sampah plastik toh tidak cukup hanya membuat aturan Pelarangan Kantong Plastik.

Selamat sore, Tetap Bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun