Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cintai Dulu Masjid di Dekatmu

20 Mei 2018   06:58 Diperbarui: 20 Mei 2018   12:50 1482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pandangan pagi ini, main bola asyik di lapangan masjid (Dok.Pribadi)

Awalnya juga untuk menghindari fitnah, maka setiap minggu jumlah pemasukan dan pengeluaran dilaporkan secara detail dengan di print besar ukuran A0 dan ditempel di 3 titik. Rumah kami (saat itu ada kios kecil, gerbang kampung, dan dinding masjid.

Ada cerita seru di baliknya. Ketika permata, yang merupakan persatuan pemuda gereja di sebelah rumah saya membaca jumlah sumbangan dari institusi mereka.

Bahkan ada yang mengungkapkan merasa malu dengan jumlahnya, dan sangat menghargai ketika kami merasa tidak merasa ternoda menerima sumbangan dari mereka.

Saya tahu beberapa permata  mencari bantuan kepada keluarga besar mereka, terutama yang Muslim untuk membantu pembangunan masjid kami hingga usai.

Banyak nama Hamba Allah ( beberapa penyumbang beda agama tetapi memohon tidak disebutkan ada rasa kuatir akan ada ketersinggungan).
Proyek nekad ini pun berjalan cukup baik, nekad karena beberapa depot bangunan bersedia memberi hutang demi kelancaran pembangunan, tidak ada jaminan apapun memastikan bahwa akan ada dana untuk membayar) tetapi dengan bantuan tangan-tangan orang banyak. Tangan Maha Kuasa memperlancar semuanya hingga diresmikan.

"Memakmurkan masjid itu lebih berat ketimbang membangunnya" itu ucapan ustad kepada kami.

Benar saja, banyak sekali alasan bagi saya untuk jarang ke masjid. Dimulai dari rutinitas di luar ketika majelis taklim hingga alasan perempuan tidak berkewajiban shalat berjamaah di masjid.

Saat ini seringkali ada yang bertanya "Kok masjidnya dipakai untuk kampanye?" ada pertanyaan mengenai hal ini.

Kampung kami adalah jalan alternatif menghindari kemacetan jalan raya kenten sehinga sering dilewati. Pertanyaan ini muncul karena memang ada calon yang menggunakan lapangan masjid kami untuk kampanye dan juga imcumbent yang safari subuh.

Kampung saya bukan kantong suara partai tertentu, jadi saya hanya bisa jawab senyum. Masjid kami yang berada dekat dengan beberapa rumah ibadah seperti kelenteng dan gereja, bahkan telah ada rencana pembangunan vihara.

Sehingga terkadang sering sakit telinga juga jika ada yang mengungkit-ungkitnya. Memang tidak pernah ada perjanjian, mubaligh yang datang ke masjid kami untuk ceramah menyerempet persoalan itu sepertinya tidak diundang lagi, atau setidaknya tidak akan menyinggung lagi. soal mengapa bisa begitu, he he jangan tanya saya. Soal keputusan mengundang siapa dalam acara tertentu kan bukan kompetensi saya. Ada pengurus masjid yang mengurus itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun