Ide tentang perjalanan waktu selalu memikat imajinasi manusia. Di berbagai film fiksi ilmiah, seperti Back to the Future, Interstellar, dan Avengers: Endgame, perjalanan ke masa lalu maupun masa depan seolah mungkin dilakukan.
Namun, sejauh mana sains mendukung kemungkinan ini? Dan mengapa, sampai saat ini tidak ada satu pun mesin waktu yang benar-benar terwujud?
Grandfather Paradox
Salah satu tantangan utama untuk mewujudkan perjalanan waktu ke masa lalu adalah adanya paradoks, yang dikenal dengan sebutan grandfather paradox. Idenya sederhana namun menggelisahkan: bagaimana jika seseorang kembali ke masa lalu dan secara tidak sengaja mencegah kakeknya memiliki keturunan? Jika demikian, orang itu sendiri seharusnya tidak pernah lahir, dan perjalanan waktu yang ia lakukan pun tidak pernah terjadi.
Paradoks ini menunjukkan rumitnya konsekuensi dari mengubah masa lalu. Realitas menjadi runtuyan peristiwa yang tidak logis. Sains, belum mampu menawarkan jawaban tuntas atas dilema semacam ini.
Entropi dan Arah Waktu
Selain paradoks, hukum fisika juga memberikan batasan. Salah satunya adalah hukum entropi. Entropi adalah konsep dalam termodinamika yang mengukur tingkat ketidakteraturan suatu sistem.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat entropi dalam bentuk sederhana seperti rambut yang kusut, gelas yang pecah, es yang mencair. Semua proses ini menunjukkan bahwa alam semesta cenderung bergerak menuju ketidakteraturan. Waktu bergerak secara linear. Arahnya hanya bisa maju, bukan mundur.
Untuk "memutar balik waktu", kita harus mengembalikan seluruh molekul di alam semesta ke posisi semula. Secara teori, hal ini sangat tidak mungkin.
Relativitas Waktu dan Harapan Ilmiah
Meski demikian, bukan berarti semua kemungkinan tertutup. Teori relativitas yang dikembangkan Albert Einstein membuka celah harapan. Dalam teori ini, waktu bersifat relatif. Waktu, bisa berjalan lebih lambat dalam kondisi tertentu, misalnya ketika berada dekat medan gravitasi yang sangat kuat seperti lubang hitam (black hole). Fenomena ini disebut dilatasi waktu, dan telah dibuktikan secara ilmiah dalam berbagai eksperimen.
Selain itu, ada pula konsep wormhole atau lubang cacing, yang secara teoritis bisa menjadi jalan pintas dalam ruang dan waktu. Namun, semua ini masih sebatas teori. Sampai saat ini, belum ada bukti eksperimental atau teknologi yang mampu mewujudkannya.