Mohon tunggu...
karsi wulan
karsi wulan Mohon Tunggu... guru IPA

sains populer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Fisika dan Batas Logika dalam Perjalanan Waktu

8 Agustus 2025   15:55 Diperbarui: 8 Agustus 2025   15:53 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ide tentang perjalanan waktu selalu memikat imajinasi manusia. Di berbagai film fiksi ilmiah, seperti Back to the Future, Interstellar, dan Avengers: Endgame, perjalanan ke masa lalu maupun masa depan seolah mungkin dilakukan.

Namun, sejauh mana sains mendukung kemungkinan ini? Dan mengapa, sampai saat ini tidak ada satu pun mesin waktu yang benar-benar terwujud?

Grandfather Paradox

Salah satu tantangan utama untuk mewujudkan perjalanan waktu ke masa lalu adalah adanya paradoks, yang dikenal dengan sebutan grandfather paradox. Idenya sederhana namun menggelisahkan: bagaimana jika seseorang kembali ke masa lalu dan secara tidak sengaja mencegah kakeknya memiliki keturunan? Jika demikian, orang itu sendiri seharusnya tidak pernah lahir, dan perjalanan waktu yang ia lakukan pun tidak pernah terjadi.

Paradoks ini menunjukkan rumitnya konsekuensi dari mengubah masa lalu. Realitas menjadi runtuyan peristiwa yang tidak logis. Sains, belum mampu menawarkan jawaban tuntas atas dilema semacam ini.

Entropi dan Arah Waktu

Selain paradoks, hukum fisika juga memberikan batasan. Salah satunya adalah hukum entropi. Entropi adalah konsep dalam termodinamika yang mengukur tingkat ketidakteraturan suatu sistem.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat entropi dalam bentuk sederhana seperti rambut yang kusut, gelas yang pecah, es yang mencair. Semua proses ini menunjukkan bahwa alam semesta cenderung bergerak menuju ketidakteraturan. Waktu bergerak secara linear. Arahnya hanya bisa maju, bukan mundur.

Untuk "memutar balik waktu", kita harus mengembalikan seluruh molekul di alam semesta ke posisi semula. Secara teori, hal ini sangat tidak mungkin.

Relativitas Waktu dan Harapan Ilmiah

Meski demikian, bukan berarti semua kemungkinan tertutup. Teori relativitas yang dikembangkan Albert Einstein membuka celah harapan. Dalam teori ini, waktu bersifat relatif. Waktu, bisa berjalan lebih lambat dalam kondisi tertentu, misalnya ketika berada dekat medan gravitasi yang sangat kuat seperti lubang hitam (black hole). Fenomena ini disebut dilatasi waktu, dan telah dibuktikan secara ilmiah dalam berbagai eksperimen.
Selain itu, ada pula konsep wormhole atau lubang cacing, yang secara teoritis bisa menjadi jalan pintas dalam ruang dan waktu. Namun, semua ini masih sebatas teori. Sampai saat ini, belum ada bukti eksperimental atau teknologi yang mampu mewujudkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun