Kebijakan yang Menyentuh, Bukan Sekadar Instruksi
Pemerintah tak sekadar memasang target ambisius. Berbagai kebijakan konkret dirancang untuk menopang keberlanjutan sektor ini. Revisi terhadap UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dilakukan agar selaras dengan tren global seperti ekowisata, wellness tourism, dan digital experience.
Kebijakan insentif PPh 21 bagi pekerja pariwisata selama triwulan terakhir 2025 juga menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan pelaku industri. Selain itu, program Wonderful Indonesia Gourmet (WIG) dan Wonderful Indonesia Wellness (WIW) bukan hanya promosi, melainkan bentuk diplomasi kuliner dan kesehatan yang memperkuat citra Indonesia di dunia.
Kharisma Event Nusantara (KEN) dengan 74 kegiatan di berbagai daerah turut memperkuat ekosistem wisata berbasis budaya. Setiap tarian, kuliner, dan upacara adat yang diangkat kembali, bukan hanya mendatangkan wisatawan, tetapi juga menghidupkan identitas lokal yang lama tersembunyi.
Dampak yang Menyapa Hingga ke Desa-desa
Ketika turis menginjakkan kaki di Seminyak atau Danau Toba, dampaknya terasa hingga ke desa pengrajin, petani bunga, dan pelaku UMKM. Data Kompas mencatat penyerapan 90.000 tenaga kerja dari rangkaian kegiatan wisata sepanjang tahun. Ini adalah sirkulasi ekonomi yang nyata, dari sektor jasa hingga produksi lokal.
Lebih dari itu, pariwisata kini menjadi jembatan untuk memperkuat solidaritas antardaerah. Daerah-daerah nonkonvensional seperti Samosir, Banyuwangi, dan Labuan Bajo mulai naik daun karena program pemerataan promosi yang lebih adil. Dalam arti lain, wisata menjadi alat redistribusi peluang ekonomi dan budaya.
Namun, harus diakui bahwa keberhasilan ini tetap rentan. Tantangan klasik seperti pengelolaan sampah, ketimpangan akses, dan eksploitasi alam bisa menggerus nilai yang seharusnya dijaga. Maka, keberhasilan sejati hanya mungkin jika kemajuan pariwisata berjalan seiring dengan kesadaran ekologis dan tanggung jawab sosial.
Menjaga Geopark dan Jiwa Negeri
Langkah pemerintah untuk memulihkan status UNESCO Global Geopark di tiga kawasan wisata menunjukkan orientasi jangka panjang. Konservasi alam kini menjadi bagian dari strategi ekonomi, bukan hambatan. Dari Gunung Sewu hingga Ciletuh, geopark bukan sekadar lanskap, tapi warisan hidup yang harus dijaga bersama.