Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika O Classico, Porto vs Benfica Tanpa Gol, Tapi Penuh Magis

12 Oktober 2025   18:28 Diperbarui: 12 Oktober 2025   18:28 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sepak bola, tidak mencetak gol bukan berarti gagal. Terkadang, ketegangan justru menjadi estetika tersendiri. Setiap duel udara, setiap operan panjang, bahkan sapuan bola ke luar lapangan—semuanya terasa penuh makna.

Mourinho dan Seni Bertahan yang Tetap Menawan

Mourinho dikenal sebagai arsitek pertahanan yang legendaris. Dalam laga ini, ia sekali lagi membuktikan bahwa seni menahan bukan berarti pasif. Benfica tampil sabar, menjaga jarak antar lini dengan presisi. Mereka membiarkan Porto memegang bola lebih lama, namun menutup jalur umpan ke kotak penalti.

Benfica hanya melepaskan empat tembakan, tapi mampu memaksa Porto frustrasi hingga menit akhir. Strategi ini mencerminkan filosofi Mourinho yang klasik: “Jika kau tak bisa menang, pastikan kau tak kalah.” Dalam konteks liga yang panjang, satu poin dari O Clássico lebih berarti daripada kehilangan momentum.

Mourinho juga mengirim pesan simbolik: kemenangan bukan hanya soal papan skor, tapi juga tentang mengendalikan narasi permainan. Dalam kesunyian tanpa gol itu, ia tetap menjadi sutradara yang menulis kisah dengan garis tak terlihat.

Porto dan Keberanian Generasi Baru

Porto dan Keberanian Generasi Baru (Foto: Bola na Rede)
Porto dan Keberanian Generasi Baru (Foto: Bola na Rede)

Sementara itu, Porto menunjukkan arah baru di bawah Francesco Farioli, pelatih muda yang dikenal inovatif. Ia berani memberi kesempatan kepada pemain muda seperti Rodrigo Mora, yang hampir mencetak gol di menit akhir sebelum bola membentur mistar. Dalam momen itu, publik melihat semangat regenerasi di tubuh Porto.

Statistik memperlihatkan Porto unggul di segala lini: 8 tembakan, 85% akurasi operan, dan 28 sentuhan di kotak penalti lawan. Namun yang lebih menarik adalah gaya bermain mereka—dominan tapi tak egois, sabar tapi berani mengambil risiko. Farioli menanamkan filosofi baru: penguasaan bola bukan hanya alat, tapi juga bentuk penghormatan pada permainan itu sendiri.

Kegagalan mencetak gol bukan akhir dunia. Justru di sanalah nilai moral sepak bola diuji: bagaimana tim muda tetap konsisten melawan tekanan, dan bagaimana pelatih muda membangun karakter dalam kekalahan yang samar.

Emosi di Balik Statistik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun