Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Riset Kampus Sejatinya Membumi dan Menjadi obor Solusi Sampah Bangsa!

27 September 2025   09:05 Diperbarui: 27 September 2025   09:05 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dirjen Fauzan Adziman tinjau reaktor plasma pemusnah sampah Unisba di Nagreg, Bandung. /Dok Unisba

Riset Kampus Sejatinya Membumi dan Menjadi Obor Solusi Sampah Bangsa!

"Inovasi yang bermanfaat bukan sekadar ide, melainkan karya yang menjawab masalah nyata."

Oleh Karnita

Membaca Jejak Riset dan Sampah Kita

Apakah kita pernah bertanya, mengapa sampah masih menjadi momok besar di negeri ini meski teknologi terus berkembang? Pertanyaan itu kembali mencuat pada Jumat, 26 September 2025, ketika Pikiran-Rakyat.com merilis berita berjudul "Kemendiktisaintek Dorong Kampus Perbanyak Riset yang Bisa Dimanfaatkan Masyarakat, Salah Satunya Soal Sampah". Laporan ini menyoroti kunjungan Dirjen Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek, Dr. Fauzan Adziman, ke Universitas Islam Bandung (Unisba) yang tengah mengembangkan reaktor plasma pemusnah sampah.

Konteksnya sangat relevan, mengingat Indonesia masih menghadapi darurat sampah hingga 1,7 miliar ton menggunung di TPA. Penulis tertarik mengangkat isu ini karena beririsan dengan dua ranah penting: dunia akademik dan kebutuhan sosial. Inovasi kampus yang tak berhenti pada publikasi ilmiah, tetapi menyeberang ke ranah praktis, menjadi kunci perubahan.

Urgensi isu ini jelas: riset harus membumi, menjawab keresahan masyarakat, dan melampaui dinding laboratorium. Reaktor plasma dingin Unisba menjadi contoh nyata bahwa teknologi bisa hadir dengan nilai Islami, sosial, dan ekologis. Artikel ini mencoba membaca lebih dalam pesan, kritik, dan refleksi dari inisiatif yang digadang sebagai "zero waste carbon credit campus initiative" tersebut.

1. Ketika Sampah Menjadi Cermin Peradaban

Sampah bukan hanya soal plastik, bau, atau volume tonase harian, melainkan potret kegagalan sistemik kita dalam mengelola kehidupan modern. Kampus yang turun tangan melalui riset membuka ruang diskusi bahwa solusi harus dimulai dari akar pengetahuan. Reaktor plasma dingin menghadirkan gambaran bagaimana sains dapat melampaui sekadar teori di ruang kuliah.

Isu penting di sini adalah kesadaran kolektif: sampah yang menggunung mencerminkan budaya konsumsi dan minimnya tanggung jawab bersama. Kampus, dengan otoritas moral dan intelektualnya, bisa menjadi katalis perubahan. Riset Unisba bukan hanya teknologi, tetapi juga pesan moral bahwa peradaban diukur dari cara kita memperlakukan limbah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun