Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Terlena Pujian, Ia Bisa Jadi Jebakan Hati!

23 September 2025   21:10 Diperbarui: 23 September 2025   21:10 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pujian keempat adalah pujian antar-manusia, sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW dengan ungkapan jazakallah khair. Pujian ini bukan sekadar basa-basi, melainkan doa agar kebaikan dibalas oleh Allah. Dengan demikian, pujian antar-manusia sejatinya adalah bentuk saling menguatkan dalam kebaikan.

Namun, kritiknya muncul ketika pujian berubah menjadi manipulasi. Banyak orang menggunakan pujian untuk mencari keuntungan atau sekadar pencitraan. Budaya ini berbahaya karena menjauhkan pujian dari niat tulus.

Refleksinya, kita perlu membiasakan pujian yang sehat, jujur, dan proporsional. Pujian seharusnya menjadi motivasi dan doa, bukan alat menjerat ego. Dengan begitu, pujian tidak kehilangan esensi spiritualnya.

5. Bahaya Terlalu Senang Dipuji

Alquran memperingatkan dalam QS Ali-Imran ayat 188 bahwa orang yang senang dipuji atas sesuatu yang tidak dilakukannya akan mendapat azab yang pedih. Ayat ini menjadi teguran keras bagi manusia yang suka mengklaim kebaikan semu. Pujian yang tidak proporsional bisa menjerumuskan.

Pesannya, manusia harus waspada agar tidak menjadikan pujian sebagai bahan kesombongan. Sebaliknya, setiap pujian seharusnya menjadi pengingat untuk memperbaiki diri. Kritiknya, budaya sosial hari ini sering melahirkan perilaku suka memamerkan kebaikan hanya demi dipuji.

Refleksi bagi kita, sebaik-baik sikap adalah menerima pujian dengan doa sebagaimana Ali bin Abi Thalib: "Ya Allah, ampunilah aku atas apa yang mereka tidak ketahui, jangan siksa aku karena ucapan mereka, dan jadikan aku lebih baik dari yang mereka sangkakan." Doa ini menjaga hati dari terlena oleh pujian dunia.

Penutup

Pujian adalah pisau bermata dua: bisa mengangkat, bisa pula menjatuhkan. Jika diarahkan kepada Allah, pujian menjadi ibadah. Jika disandarkan pada diri, pujian bisa berubah menjadi sumber kesombongan. Karena itu, sikap bijak dalam menyikapi pujian menjadi kunci menjaga hati tetap lurus.

Ali bin Abi Thalib telah memberi teladan tentang kerendahan hati di hadapan pujian. Ucapannya mengingatkan bahwa manusia sebaiknya tidak menelan pujian mentah-mentah, melainkan menjadikannya doa dan pengingat. "Pujian bukanlah tujuan, melainkan jalan untuk memperbaiki diri."

Disclaimer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun